Anzor Tsarnaev, ayah dari tersangka pelaku bom Boston diwawancara Reuters TV di Makhachkala (19/4). Ia tidak percaya anaknya terlibat dalam bom tersebut.
Ayah tersangka bom Boston, Anzor Tsarnaev, menangis ketika mendengar anak keduanya, Dzhokhar Tsarnaev, merupakan tersangka peledakan bom Boston. Dengan bahasa Rusia, Anzor bicara kepada ABC News yang berisi pesan kepada anaknya. "Katakan semuanya kepada polisi. Jujur saja," kata Anzor.
Anzor bicara kepada ABC dari kediamannya di Makhachkala, Dagestan, Rusia. Ia menelepon anaknya ketika bom meledak dalam acara lomba maraton di Boston, 15 April lalu. "Saya mengkhawatirkan mereka," kata Anzor. Lalu, anak-anaknya bilang, 'semuanya baik-baik saja'."
Anzor bersikukuh anaknya tak bersalah. Ia mengatakan, kedua anaknya sangat baik dan tak pernah memegang senjata. Anzor sempat menduga adanya "jebakan" dalam penangkapan ini. Namun, ia berharap anak-anaknya menyerah dengan damai. "Kamu masih punya masa depan. Datang ke Rusia."
Polisi membekuk Dzhokhar pada Jumat malam, 19 April 2013. Ketika itu ia tengah bersembunyi dalam perahu yang ada di halaman belakang sebuah rumah di Watertown. Dalam penangkapan itu, Dzhokhar mengalami luka tembak. Sedangkan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, telah meninggal dan dibawa ke Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar