Dua orang ditangkap, setelah menyerang masjid pasca tragedi berdarah di Woolwich dimana seorang lelaki yang disebut-sebut seorang tentara, dipenggal di London.
Sejumlah polisi meningkatkan penjagaan di kawasan London, setelah seorang lelaki dijagal di jalan di tengah hari bolong.
Pelaku, dua orang lelaki, diyakini merupakan penganut Islam fundamentalis. Kejadian tersebut merupakan teror bagi warga yang melintas. Mereka tidak bisa melakukan apapun selain melapor polisi dan menunggu pihak berwajib datang dan kemudian melumpuhkan dua orang tersangka.
Sebanyak 100 orang yang tergabung dalam organisasi English Defence League masih tampak berkumpul di lokasi kejadian. Organisasi tersebut merupkan organisasi sayap kanan di Inggris.
Pihak keamanan setempat kemudian semakin mengetatkan keamanan karena muncul isu akan adanya tindakan balasan.
Seorang lelaki berusia sekitar 43 tahun kemudian ditangkap karena berusaha untuk membakar masjid. Ia berjalan dengan menghunus pisau di Braintree, Essex.
Penduduk lokal sempat memposting kejadian tersebut.
"Masjid di Braintree diserang oleh lelaki dengan pisau dan berusaha untuk membakar. Lelaki tersebut kemudian ditangkap dan tidak ada yang terluka".
"Polisi kemudian bertemu dengan pengurus masjid di Braintree yang diserang. Mereka berterima kasih atas respons yang cepat dari pihak kepolisian," tambahnya.
Polisi Essex membenarkan telah menangkap seorang lelaki berusia sekitar43 tahun karena membawa senjata dan melakukan percobaan pembakaran masjid, setelah insiden berdarah di London.
Percobaan serangan terhadap masjid tidak hanya terjadi di Braintree, namun juga di wilayah Kent. Sebuah masjid menjadi sasaran orang yang tak dikenal. Masjid di Gillingham tersebuut mengalami kerusakan, hanya satu jam setelah adanya pelaporan usaha pembakaran masjid di Braintree.
Juru bicara kepolisian setempat mengkonfirmasi, jika seorang lelaki sudah ditahan atas tuduhan pengrusakkan tempat ibadah dan perbuatan menghina ras tertentu.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, sebuah insiden berdarah terjadi di sebuah jalan di London, sekitar 200 meter dari barak altileri Inggris di Woolwich, Rabu (22/5). Seorang lelaki yang diduga tentara, dianiaya hingga tewas oleh dua orang berkulit hitam.
Para pendukung EDL yang berkumpul di stasiun kereta api dan berjalan ke lokasi kejadian kemudian melempari polisi dengan botol. Pemimpin EDL, Tommy Robinson yang ikut dalam aksi tersebut menyatakan kemarahannya.
"Mereka memotong tentara kita. Inilah Islam yang kita lihat hari ini," teriaknya.
"Mereka memotong kepala salah satu tentara kita di jalan. Padahal generasi penerus kita di sekolah sedang belajar, bahwa Islam itu agama damai. Ini sudah cukup, harus ada reaksi dari pemerintah karena masyarakat Inggris sangat marah," tegasnya lagi.
Sejumlah orang juga terlibat aksi saling dorong di alun-alun masjid di seberang stasiun yang dikawal ketat polisi. Sekretaris masjid Braintree, Sikander Saleemy mengungkapkan kepada Channel 4 News, bahwa itu adalah "aksi balas dendam".
Saleemy juga mengungkapkan, dirinya mengutuk aksi biadab yang dilakukan dua orang tersebut.
"Tapi itu tidak ada hubungannya dengan kita. Tindakan mereka tidak Islami. Namun sayangnya, orang-orang sudah terlanjur menyalahkan umat Islam," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar