Google Glass memang diposisikan sebagai perangkat multifungsi. Perangkat wearable itu bisa digunakan untuk menjalankan fungsi ponsel pintar, menonton aplikasi porno, meski akhirnya Google membatasi penggunaannya.
Baru-baru ini, seorang pengembang asal Nairobi, Kenya, David Mutie, mencetuskan gagasan Google Glass dipakai dalam balapan Formula 1.
Melalui galeri foto di Behance, Jumat 7 Juni 2013, konsep yang ditawarkan memberikan penekanan Google Glass sangat mungkin menjadi perangkat pendukung sebagai navigasi penting sepanjang balapan berlangsung.
Menurut Mutie, jika Google Glass dipakai dalam balapan, perangkat itu memungkinkan pembalap fokus menyetir tanpa mengalihkan pandangan ke layar navigasi pada kemudi.
Asyiknya, Google Glass bisa berfungsi sebagai media pesan rahasia, misalnya pesan tim (team order).
Dalam salah satu konsep yang digambarkan, Google Glass bisa saja digunakan untuk menganalisa cuaca di sirkuit, bendera penanda balapan, melaporkan update putaran lap, kecepatan jet, sampai menampilkan pesan dari pit stop.
Berbagai tanggapan pun bermunculan. Mulai dari mendukung sampai mempertanyakan kenyamanan penggunaan Google Glass di helm pembalap.
Yigit Yuksel, salah satu pengunjung laman Behance, mengomentari gagasan itu. Ia mengritik Google Glass akan susah dipakai mengingat soal keamanan.
"Sebenarnya BMW pernah mencoba konsep ini pada tahun 2002 lalu, tapi alat yang dipakai adalah HUD (Heads Up Display) bukan kacamata. Tapi, ide Google Glass itu bagus," kata Yuksel.
Sementara komentator lain, David Grieshaber sangat mendukung ide Mutie. "Bagus. Ini akan berjalan baik di F1," ujarnya.
Seperti apa konsep tampilan Google Glass ketika masuk ke sirkuit F1? Berikut foto-fotonya:
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar