Sukardi Silalahi (rou/detikINET)
Jakarta - Meskipun pengguna internet di Indonesia disebutkan Telkom sudah mencapai 25% dari total penetrasi penduduk, namun yang benar-benar merasakan manfaat akses true broadband diperkirakan baru 1,1% saja.
Direktur Konsumer Telkom Sukardi Silalahi menjelaskan, definisi true broadband yang dimaksud adalah akses internet dengan kecepatan download dan upload minimal 2 Mbps.
"Jumlah pengguna true broadband dengan kecepatan minimal 2 Mbps di Indonesia baru sekitar 1,1%. Kenapa rendah, jawabannya ya karena masih mahal," ucapnya dalam peluncuran bundling Speedy tadi malam di gedung Grha Citra Caraka Telkom, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Ia mengatakan, dengan skema pemasaran internet bulanan saat ini yang rata-rata mematok tarif minimal Rp 100-200 ribu per bulan, telah memberikan dampak psikologis akan rasa mahal.
"Itu sebabnya kami lebih suka menjual dengan harga sachetan Rp 5.000 untuk akses internet 2 Mbps unlimited. Bisa download sepuasnya seharian. Ini jelas lebih murah dan bisa lebih pintar dibanding beli rokok yang harganya Rp 10 ribuan," urai Sukardi.
Telkom juga berharap, dengan membundling layanan Speedy Instant dengan sejumlah produk handset terkini, salah satunya melalui kerja sama dengan LG hari ini, bisa turut mendorong penetrasi true broadbanddi Indonesia.
"Hingga akhir tahun ini kami menargetkan jumlah pengguna Speedy Instan dapat mencapai 20 juta user.Sementara saat ini jumlah total pelanggan Speedy baru mencapai 5 juta," kata Sukardi.
Dia menyebutkan hingga 2015 Telkom mematok target pemasangan satu juta WiFi di seluruh wilayah Indonesia. Sampai pertengahan tahun ini total WiFi yang sudah dibangun baru mencapai 50 ribu titik.
Telkom juga mengejar 15 juta untuk total pengguna layanan Speedy rumahan melalui fasilitas home pass.Menurut Sukardi, saat ini average revenue per user (ARPU) Speedy berkisar Rp 150 ribu per bulan.
"Itu sebabnya kami coba ciptakan yang lebih murah melalui Speedy Instan ini. Harga Rp 5.000 per hari ini sangat cocok untuk pengguna internet di Indonesia yang biasa menggunakan akses Wifi di mana saja," kata Sukardi.
Direktur Konsumer Telkom Sukardi Silalahi menjelaskan, definisi true broadband yang dimaksud adalah akses internet dengan kecepatan download dan upload minimal 2 Mbps.
"Jumlah pengguna true broadband dengan kecepatan minimal 2 Mbps di Indonesia baru sekitar 1,1%. Kenapa rendah, jawabannya ya karena masih mahal," ucapnya dalam peluncuran bundling Speedy tadi malam di gedung Grha Citra Caraka Telkom, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Ia mengatakan, dengan skema pemasaran internet bulanan saat ini yang rata-rata mematok tarif minimal Rp 100-200 ribu per bulan, telah memberikan dampak psikologis akan rasa mahal.
"Itu sebabnya kami lebih suka menjual dengan harga sachetan Rp 5.000 untuk akses internet 2 Mbps unlimited. Bisa download sepuasnya seharian. Ini jelas lebih murah dan bisa lebih pintar dibanding beli rokok yang harganya Rp 10 ribuan," urai Sukardi.
Telkom juga berharap, dengan membundling layanan Speedy Instant dengan sejumlah produk handset terkini, salah satunya melalui kerja sama dengan LG hari ini, bisa turut mendorong penetrasi true broadbanddi Indonesia.
"Hingga akhir tahun ini kami menargetkan jumlah pengguna Speedy Instan dapat mencapai 20 juta user.Sementara saat ini jumlah total pelanggan Speedy baru mencapai 5 juta," kata Sukardi.
Dia menyebutkan hingga 2015 Telkom mematok target pemasangan satu juta WiFi di seluruh wilayah Indonesia. Sampai pertengahan tahun ini total WiFi yang sudah dibangun baru mencapai 50 ribu titik.
Telkom juga mengejar 15 juta untuk total pengguna layanan Speedy rumahan melalui fasilitas home pass.Menurut Sukardi, saat ini average revenue per user (ARPU) Speedy berkisar Rp 150 ribu per bulan.
"Itu sebabnya kami coba ciptakan yang lebih murah melalui Speedy Instan ini. Harga Rp 5.000 per hari ini sangat cocok untuk pengguna internet di Indonesia yang biasa menggunakan akses Wifi di mana saja," kata Sukardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar