Di penghujung libur lebaran Idul Fitri 1434 H, Pantai Padang diserbu pengunjung. Tak hanya orang Padang, warga luar kota dan provinsi pun tumpah untuk bersuka ria di sepanjang pantai tersebut. Tak ayal, kesempatan ini menjadi ladang rezeki bagi pedagang dan sejumlah pihak setempat.
Pantauan Singgalang, Minggu (11/8) di sepanjang Pantai Padang dari Muaro hingga Purus, terlihat berjubel kendaraan-kendaraan para pengunjung objek wisata ini. Tidak hanya mobil berplat nomor BA, tapi juga banyak didominasi oleh plat nomor BM, B dan lain sebagainya.
Bukan saja pengunjungnya, di kawasan tersebut juga terlihat sejumlah pedagang serta sejumlah pihak yang memanfaatkan keadaan ini dengan menghadirkan bermacam-macam suguhan serta fasilitas untuk menghibur wisatawan yang datang ke sana. Misalnya saja, fasilitas outbound, sepeda, mobil serta sepeda yang dimodifikasi menjadi kendaraan odong-odong untuk mengangkut puluhan penumpang hingga bendi. Tidak hanya itu, pedagang yang ada juga menawarkan bermacam dagangan untuk mengais rezeki para wisatawan, seperti jagung bakar, kuliner makanan laut hingga pedagang bingkuang dan rambutan pun juga tak ketinggalan untuk memanfaatkan momen tersebut.
Salah seorang kusir bendi yang pada lebaran tahun ini berpindah mangkal ke Pantai Padang ini mengaku cukup banyak mendapatkan penghasilan setiap harinya. Sedikitnya, untuk sekali putaran di sepanjang pantai tersebut, ia mematok harga dari Rp40 ribu hingga Rp50 ribu.
“Lumayanlah. Apalagi pengunjung juga ramai,” tukasnya, kemarin.
Hal demikian juga dirasakan para pengusaha mobil serta sepeda yang dimodifikasi menjadi kendaraan odong-odong. Setiap harinya selama libur lebaran ini, ratusan pengunjung pantai menaiki kendaraan tersebut.
Sepertinya, dengan kondisi objek wisata yang ramai tersebut jelas membuat perekonomian pedagang dan pengusaha lainnya di kawasan itu menggeliat. Hingga, pedagang buah rambutan dan bingkuang pun rela berselonjor di trotoar kawasan Pantai Padang untuk menggelar dagangannya.
Walaupun memang Pantai Padang sukses menjadi ladang rezeki untuk para pedagang dan pihak-pihak lainnya, namun untuk kebersihan kawasan objek wisata ini masih menjadi keluhan pengunjung.
“Tempatnya bagus tapi kok sampah-sampah banyak berserakan. Harusnya ada petugas kebersihan yang setiap waktu mengawasi dan mengatasi sampah yang berserakan ini,” ujar Intan, salah seorang pengunjung asal Medan.
Selain masalah sampah, adanya restribusi parkir hingga uang kebersihan yang seenaknya, juga menciptakan keluhan tersendiri bagi wisatawan.
Doni, pegawai swasta di Jakarta yang datang untuk menikmati Pantai Padang pada Sabtu (10/8) malam merasa terusik dengan adanya pungutan-pungutan yang tidak jelas dari pemuda setempat.
“Parkir motor diminta sebanyak Rp5 ribu, terus tak berapa lama kemudian datang lagi pemuda yang meminta uang kebersihan, terus ada lagi yang minta uang keamanan. Kalau begini jelas orang jadi enggan untuk berkunjung ke objek wisata di Padang ini,” keluhnya.
Bukan saja pengunjungnya, di kawasan tersebut juga terlihat sejumlah pedagang serta sejumlah pihak yang memanfaatkan keadaan ini dengan menghadirkan bermacam-macam suguhan serta fasilitas untuk menghibur wisatawan yang datang ke sana. Misalnya saja, fasilitas outbound, sepeda, mobil serta sepeda yang dimodifikasi menjadi kendaraan odong-odong untuk mengangkut puluhan penumpang hingga bendi. Tidak hanya itu, pedagang yang ada juga menawarkan bermacam dagangan untuk mengais rezeki para wisatawan, seperti jagung bakar, kuliner makanan laut hingga pedagang bingkuang dan rambutan pun juga tak ketinggalan untuk memanfaatkan momen tersebut.
Salah seorang kusir bendi yang pada lebaran tahun ini berpindah mangkal ke Pantai Padang ini mengaku cukup banyak mendapatkan penghasilan setiap harinya. Sedikitnya, untuk sekali putaran di sepanjang pantai tersebut, ia mematok harga dari Rp40 ribu hingga Rp50 ribu.
“Lumayanlah. Apalagi pengunjung juga ramai,” tukasnya, kemarin.
Hal demikian juga dirasakan para pengusaha mobil serta sepeda yang dimodifikasi menjadi kendaraan odong-odong. Setiap harinya selama libur lebaran ini, ratusan pengunjung pantai menaiki kendaraan tersebut.
Sepertinya, dengan kondisi objek wisata yang ramai tersebut jelas membuat perekonomian pedagang dan pengusaha lainnya di kawasan itu menggeliat. Hingga, pedagang buah rambutan dan bingkuang pun rela berselonjor di trotoar kawasan Pantai Padang untuk menggelar dagangannya.
Walaupun memang Pantai Padang sukses menjadi ladang rezeki untuk para pedagang dan pihak-pihak lainnya, namun untuk kebersihan kawasan objek wisata ini masih menjadi keluhan pengunjung.
“Tempatnya bagus tapi kok sampah-sampah banyak berserakan. Harusnya ada petugas kebersihan yang setiap waktu mengawasi dan mengatasi sampah yang berserakan ini,” ujar Intan, salah seorang pengunjung asal Medan.
Selain masalah sampah, adanya restribusi parkir hingga uang kebersihan yang seenaknya, juga menciptakan keluhan tersendiri bagi wisatawan.
Doni, pegawai swasta di Jakarta yang datang untuk menikmati Pantai Padang pada Sabtu (10/8) malam merasa terusik dengan adanya pungutan-pungutan yang tidak jelas dari pemuda setempat.
“Parkir motor diminta sebanyak Rp5 ribu, terus tak berapa lama kemudian datang lagi pemuda yang meminta uang kebersihan, terus ada lagi yang minta uang keamanan. Kalau begini jelas orang jadi enggan untuk berkunjung ke objek wisata di Padang ini,” keluhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar