Gelandangan
Silicon Valley sepanjang ini dikenal sebagai markasnya perusahaan teknologi dunia. Di kawasan yang meliputi San Jose, Santa Clara, Sunnyvale, Palo Alto, Redwood City sampai Mountain View itu bermarkas Apple, Google, Yahoo!, Hewlett-Packard (HP), Intel, eBay, Ciaco System sampai Adobe system.
Sebagai pusat teknologi ternyata di kawasan ini muncul problem sosial akut, yaitu masalah tunawisma. Meski terkenal sebagai kawasan mewah bagi teknologi, tunawisma di sini menjejali Silicon Valley. Mereka kesulitan mendapatkan tempat tinggal yang permanen.
Dalam dua tahun terakhir saja, populasi tunawisma di kawasan ini meningkat 8 persen. Makin bertebaran. Padahal di tingkat nasional, populasi tunawisma dilaporkan mengalami penurunan 17 persen. Dalam 8 tahun terakhir terjadi pengurangan lebih dari 130.000 tunawisma. Mengapa demikian?
Kesenjangan Sosial
Tim investigasi Business Insider, menemukan maraknya tunawisma itu lantaran didorong biaya perumahan yang kian meroket, sempitnya lapangan pekerjaaan. Munculnya kalangan yang tak punya tinggal tetap ini lantaran penyakit mental dan penyalahgunaan zat. Pendorong itu juga jadi sebab yang sama maraknya tunawisma di berbagai kawasan di AS.
Disebutkan sekitar 40 persen tunawisma di AS menderita penyalahgunaan zat dan penyakit mental meski Aliansi Nasional Penyakit Mental menyebutkan penyakit mental California sebagai penyebab utama.
Pemerintah AS diketahui memotong kesehatan mental sebesar 21 persen dari 2009 hingga 2012. "Ini adalah badai dahsyat tunawisma," ujar Jennifer Loving, dari organisasi advokasi pemukiman tunawisma, Housing 1000, di San Jose.
Jennifer mengatakan badai itu akibat pemotongan anggaran, kesenjangan sosial, kurangnya lapangan pekerjaan dan alokasi perumahan serta dan naiknya harga perumahan.
Pengembang pemukiman, Barry Swenson Builders mengatakan bisnis perumahan di kawasan ini juga tergolong susah. Sebagai gambaran, penduduk Silicon Valley harus meruntuhkan 1.000 kaki persegi sebuah rumah untuk mendapatkan dana lebih dari jutaan dolar.
Di kawasan ini juga ada penyewaan pemukiman. Namun untuk sewa dua kamar tidur kategorilow end kisaran US$1.800 (Rp19,7 juta) sampai Us$4.800 (Rp52,7 juta) bisa dibilang susah ditemukan.
Barry Swenson Builders sebenarnya memiliki lebih dari 600 pengajuan 29 unit kompleks yang dibangun di kawasan Mountain View, tepat sebelah selatan Palo Alto. Tapi harga sewa perumahan meroket jadi tertinggi di pasar AS pada 2013.
Ironis
Sungguh ironis. Tiap malam tertentu, ditemukan lebih dari 7.600 tunawisma bertebaran, tidur seadanya di jalanan, bawah jembatan maupun emperan gedung. Akibatnya pemerintah kota Palo Alto terpaksa harus membersihkan tunawisma dari kota. Tercatat dewan kota telah menciduk 157 tunawisma. Itu semua berkat aturan ketat dan sikap tegas penegak hukum Palo Alto.
Disebutkan di kawasan ini, orang dilarang tidur di mobil. Kota ini juga ketat menjaga tunawisma yang tidur dari satu tempat ke tempat lain. Mirisnya, kondisi itu terjadi hanya beberapa blok dari kediaman CEO Google, Larry Page.
Kondisi San Jose tak kalah parah. Kurangnya personel kepolisian ditambah lagi banyaknya lahan terbuka di sepanjang sungai dan jalan mengundang gerombolan tunawisma untuk mendiami kawasan itu.
Investigasi Business Insider juga menggambarkan kondisi kontras kawasan itu. Pertengahan Juli silam, tim Business Insider menemukan di San Francisco Bay, tim Larry Ellison dari Oracle sedang melihat sepadang perahu layar senilai US$10 juta. Kontras dengan kondisi sekitarnya, yang banyak berkeliaran tunawisma mencari tempat untuh berteduh dan tinggal.
Beberapa tunawisma terpaksa harus tinggal di penampungan atau disebut shelter dengan sistem sewa.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar