Dua tahun silam tepat pada tanggal 23 Oktober, pembalap MotoGP asal Italia, Marco Simoncelli, secara tragis kehilangan nyawanya saat membalap di GP Malaysia.kita coba membangitkan memori sosok rockstar masa depan MotoGP tersebut.
Cepat, tidak takut dan tampil selalu tanpa ampun melahap seluruh bagian sirkuit. Itu jadi karakter Simoncelli selama membalap di MotoGP. Hal itu juga diikuti dengan presisi mengambil tikungan serta kemampuan mengikuti taktik tim.
Di bawah kendalinya, tim gurem San Carlo Honda Gresini mampu menjadi "kuda hitam" pada musim 2011. Simoncelli mampu merebut posisi kelima seri pembuka di GP Qatar.
Tapi bukannya, Simoncelli seorang rider sempurna. Caranya yang ngotot dalam merebut posisi, membuat dirinya dinilai pembalap yang grasak-grusuk. Terbukti ia langsung terjatuh pada dua seri selanjutnya.
Belum lagi insiden di sirkuit Le Mans setelah bersenggolan dengan Dani Pedrosa, yang membuat rider Honda itu mengalami patah tulang selangka. Yang berbuah penalti untuk Simoncelli, melorot ke posisi lima padahal finis kedua.
Penampilannya membaik pada paruh kedua musim. "Super-Sic" sadar harus membalap dengan lebih baik dan sukses merebut podium pertamanya di ajang MotoGP pada GP Ceko setelah finis ketiga.
Simoncelli menyemprotkan champagne usai menempati posisi dua di GP Australia.
Setelah itu, Simoncelli finis keempat dalam tiga GP dan menjadi runner-up di GP Australia tepat satu pekan sebelum menghembuskan nafas terakhir di sirkuit Sepang.
Selain gaya membalapnya, pembalap 24 tahun itu juga mempunyai persona pada kemasan dirinya. Rabut kriwil ala penyanyi rock lalu senyum lebarnya membuat Simoncelli digadang jadi ikon MotoGP selanjutnya.
Gayanya ini yang membuat banyak pecinta MotoGP langsung jatuh hati dengan pemilik nomor motor 58 ini. Popularitasnya langsung melesat meski baru dua musim turun di MotoGP.
"Simoncelli memang belum pernah menjuarai MotoGP, tapi dirinya terlihat bisa mengambil alih posisi teman baiknya, Valentino Rossi, sebagai karakter paling populer di olahraga ini, apalagi bahasa Inggrisnya terus membaik," tulis Crash.com dalam artikel usai Simonelli meninggal.
14 kemenangan, 31 podium, dan 1 gelar juara dunia Moto2 sukses dikantungi Simoncelli. Tapi pembalap kelahiran Cattolica, Italia, ini lebih dari sebuah angka statistik. Terbukti, ribuanmotorhead turun kejalan untuk memberikan penghormatan. Ribuan orang banjiri pemakamannya.
Suasana pemakaman Simoncelli di hadiri ribuan orang.
"Marco Simoncelli adalah seorang rider dengan semangat mendidih dan dipenuhi semangat untuk terus memberikan tantangan dan diberkati dengan pribadi yang menyenangkan," ujar Presiden dan CEO Honda Motor Co, Takanobu Ito, memberikan ucapan bela sungkawa.
"Dengan masa depan yang cerah di sirkuit MotoGP, Marco memiliki bakat yang murni dan mampu disambut oleh fans. Kami berterimakasih karena hasil luar biasanya dengan Honda," lanjut sang petinggi pabrikan asal Jepang tersebut.
Sekarang, Simoncelli sudah beristirahat dengan tenang di kampung halamannya Coriano, di kawasan Rimini. Meski karir "Super-Sic" sangat singkat, karakternya sungguh membekas.Ciao Marco!
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar