Penghentian layanan pemerintah atau shutdowntengah melanda Amerika Serikat, menyusul tidak ada kata sepakat dari kedua kubu Kongres AS. Jika kondisi shutdown ini terus berlangsung, dipastikan layanan pemerintahan akan mati, di antaranya pembuatan paspor, visa, taman nasional, dan pajak.
Selain itu, layanan yang juga terancam adalah operasional Badan Antariksa AS (NASA). Dilansir Mashable, Selasa 1 Oktober 2013, pendanaan operasi NASA dilaporkan terancam, demikian juga kemungkinan konsekuensi pahit bagi sebagian besar 18.000 karyawan NASA yang harus cuti.
Kekhawatiran juga dialamatkan pada nasib dua astronot yang kini tengah menjalankan tugas di Stasiun Luar Angkasa Internasonal (ISS), Mike Hopkins dan Karen Nyberg.
Namun Presiden Barack Obama menjamin pemerintah AS tidak akan membiarkan dua astronot itu 'melayang' di luar angkasa tanpa dukungan. "NASA akan tutup hampir seluruhnya, tapi pengendali misi ruang angkasa akan tetap mendukung astronot yang bertugas di ISS," kata Obama.
Meski mendapatkan sinyal positif, tapi badan antariksa itu juga berjaga-jaga dari kemungkinan terdampak shutdown. NASA dilaporkan telah menyiapkan rencana darurat selama berminggu-minggu mengantisipasi dampak buruk shutdown.
Dalam sebuah memo yang disusun Divisi Manajemen dan Anggaran, NASA mempersiapkan penataan lembaga. "Guna melindungi kehidupan kru serta aset NASA, kami akan terus mendukung operasi ISS yang direncanakan, selama masa kekosongan pendanaan," tulis pejabat NASA.
Selain itu, tambah pejabat itu, NASA akan memantau dampak dari potensi perpanjangan masa shutdown. Pantauan ini akan menentukan transportasi atau layanan pasokan kargo apa yang diperlukan untuk mengurangi ancaman nyata kehidupan dan properti di ISS.
Ironisnya, pemberlakuan shutdown ternyata bertepatan dengan ulang tahun ke-55 NASA. Badan antariksa itu merayakan pencapaiannya dengan resiko kekurangan anggaran.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar