Masyarakat diminta untuk mewaspadai praktik politik uang untuk jual beli suara menjelang pelaksanaan Pemilu 2014. Mendekati tahun politik mesin partai mulai mencari dukungan masyarakat agar dapat keluar sebagai pemenang pada pesta demokrasi lima tahunan itu.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal International Conference Islamic Scholarship (ICIS) Hasyim Muzadi saat menggelar konferensi pers di Sekretariat ICIS, Sabtu (7/12/2013).
Hasyim mengatakan, praktik politik uang tidak terlepas dari maraknya praktik demokrasi prosedural, oligarki politik dan korupsi di Indonesia. “Agama sebagai institusi suci seharusnya mampu menjaga umatnya dari hama dan virus yang menyerang bertubi itu,” katanya.
Tokoh Nahdatul Ulama tersebut menambahkan, praktik politik uang rupanya tak hanya merambah di kota besar saja. Bahkan, wilayah pedesaan saat ini telah terkontaminasi dengan praktik serupa, sehingga menciptakan perilaku masyarakat yang koruptif secara masif.
Lebih jauh, Hasyim menuturkan, banyak pimpinan dan elit partai politik yang meyakini jika tidak curang maka tidak akan menang. Dengan demikian, menurutnya, nilai-nilai politik yang seharusnya bersifat memperjuangkan demokrasi telah bertransformasi menjadi transaksi politik.
"Obyektifnya, Indonesia sekarang perlu pejuang ekonomi, pejuang hukum. Tapi kita harus kembali pada tata nilai agama yang berkeadilan dan etis," katanya.
Dalam kesempatan itu, Hasyim juga meminta kepada para tokoh agama agar turut mengawal jalannya pemilu. Menurutnya, tokoh agama memiliki peran penting dalam meluruskan persoalan akhlak umat beragama. "Kita tokoh agama jangan lari dari kondisi ini. Kita harus menawarkan solusi dan menjaga umat kita dari kebobrokan ini," ujarnya.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar