Pelatih Tim Nasional U-19, Indra Sjafri, memotivasi ratusan mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya saat menjadi pembicara pada Kuliah Tjokroaminoto untuk Kebangsaan dan Demokrasi di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, di Surabaya, Sabtu (29/11).
"Para mahasiswa adalah potensi akademisi dan generasi penerus bangsa ini. Mereka calon-calon pemimpin yang harus berhasil dan cerita bagaimana perjalanan panjang Timnas U-19 bisa menjadi motivasi," ujarnya kepada wartawan.
Kepada mahasiswa, pria kelahiran Sumatera Barat itu memberikan keyakinan bahwa tidak ada mimpi yang tidak bisa diraih. Ia menggambarkan, semula banyak pihak yang pesimistis dengan materi pemain Timnas U-19 yang kebanyakan dari berbagai daerah di Tanah Air.
"Akan tetapi, kini semua pihak berargumen lain dan tersenyum melihat potensi anak-anak asli kelahiran Indonesia. Salah satu buktinya dengan menjuarai Piala AFF 2013 serta lolos ke putaran final Piala AFC tahun depan," katanya mendapat tepuk tangan meriah mahasiswa.
Indra Sjafri tidak sendirian memberikan kuliah umum. Dia didampingi Pelatih Mental Timnas U-19, Guntur Cahyo Utomo. Tanpa mental yang kuat, kata Indra, mustahil pemain bisa berkembang dan bermain tanpa beban di lapangan.
Pihaknya berharap, keberhasilan Timnas U-19 sebagai raja di Asia Tenggara bisa menginspirasi semua pihak, tak terkecuali bangsa ini. Dengan memiliki cara, perencanaan, program jelas dan pengelolaan yang profesional, Indra yakin bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar dan disegani.
"Yang terpenting, bagaimana perencanaan dan program serta pengelolaannya. Di Timnas U-19, diharamkan pemain titipan dari pengurus, siapa pun orangnya. Begitu juga di bangsa ini, hindari pengelolaan-pengelolaan negara yang tidak bersih, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme," kata dia.
Pria berusia 50 tahun tersebut mengakui, sebelum memegang kendali Timnas U-19, pada 2011 ia diberi kepercayaan dan tanggung jawab memegang Timnas U-16. Saat itu, banyaknya kepentingan dari oknum pengurus yang menitipkan pemainnya membuat "Garuda Muda" gagal total.
"Saat itu, kami tidak mempunyai sedikitpun ruang mencari bumbu-bumbu untuk diracik dalam masakan di Timnas U-16. Para oknum bersikeras bahwa hanya pemain bawaan atau titipan yang ada di Indonesia dan tidak ada pemain berkualitas di pelosok-pelosok daerah," katanya.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar