Kosim, 62 tahun, ditemukan meninggal setelah hanyut terbawa arus banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Senin pagi, 21 Januari 2014. Lelaki itu ditemukan Tim SAR Gabungan Kostrad TNI dan Brimob Polri tak jauh dari rumahnya.
Ketua RT 09 RW 03, Jatinegara, Kampung Pulo, Lutfi (50 tahun), mengatakan Kosim dikenal sebagai sosok berjiwa sosial tinggi.
Lelaki itu tak punya pekerjaan tetap. Sehari-hari dia menghabiskan waktunya berkeliling Pasar Jatinegara menyodorkan kotak amal kepada orang-orang yang ingin bersedekah bagi musala di tempat tinggalnya.
Seperti warga lain, dia juga ikut mengungsi saat banjir akibat luapan Kali Ciliwung melanda. Sejak mengungsi itu, dia tak menenteng-nenteng kotak amal itu untuk sementara waktu.
"Kejadiannya habis subuh sekitar pukul 05.00, ada warga yang melihat dia hanyut. Baru ditemukan jam 9 pagi," kata Lutfi.
Luthfi menceritakan, saat subuh itu Kosim keluar dari pengungsian hendak buang hajat dekat rumahnya. Setelah itu, dia berencana akan ke rumah adiknya. Belum sempat melaksanakan kedua niatnya itu, Kosim justru terseret arus. Dia hanyut dan terbawa arus deras.
"Dia pamit mau buang air besar dengan membawa kotak infaq dan kantong kresek. Ketika itu Kosim hanya pekai celana pendek," katanya.
Warga yang melihat Kosim terseret arus tidak dapat menolong. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada petugas. Tim gabungan kemudian mulai melakukan pencarian hingga bantaran kali.
Saat menelusuri gang-gang di permukiman warga yang terendam banjir hingga 2 meter, tim SAR menemukan kotak infaq milik Kosim mengapung. Di bawahnya, ternyata ada mayat Kosim.
"Tim menemukan kotak infaq milik Kosim. Setelah diangkat tak lama muncul mayat Kosim," kata Lutfi.
Menurut Lutfi, saat ditemukan jenazah lelaki tua itu utuh tanpa ada bekas benturan. "Padahal banyak kayu dan perabotan rumah tangga yang berserakan," katanya.
Juheri (54 tahun), tetangga korban sekaligus saksi mata kepada VIVAnews mengatakan, saat melihat Kosim hanyut terbawa arus dia langsung menghubungi keluarga korban dan tim relawan. Tapi karena arus deras, Kosim tak terselamatkan. Ia menghilang diseret air.
"Saat melihat dia kecebur saya langsung menghubungi adiknya, kemudian tim SAR," kata Juheri.
Meski dikenal sebagai orang agak sedikit kurang daya pikirnya, warga sangat menyukai Kosim. Sebab pria ini dikenal baik dan ringan tangan. Dia tinggal berpindah-pindah, terkadang di rumah ibunya dan di rumah adiknya.
"Dia tinggal bersama Ibunya yang sudah tua. Selama ini dia yang membiayai kehidupan Ibunya," kata Juheri.
Hasanudin (52 tahun), adik Kosim, mengaku sangat sedih kehilangan kakaknya. Dia menyimpan kotak infaq hasil dari sumbangan warga untuk membiaya keperluan musala. "Kotak infaq itu sekarang saya simpan. Di kotak itu tertulis 'Jalan Menuju Surga'," kata Hasanudin.
Kosim dimakamkan di TPU Kober Senin siang. Proses pemakaman dibantu oleh warga bersama tim TNI dan Polri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar