Gara–gara tidak mengerjakan PR, dua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 di Kota Batuaraja, MR dan NS, dihukum oleh gurunya. Hukumannya, mereka harus berdiri di depan kelas dalam keadaan telanjang.
Menurut informasi yang diterima Sripoku.com, peristiwa tersebut terjadi seminggu lalu, tepatnya Senin (14/4/2014). Sewaktu mengumpulkan PR (pekerjaan rumah), kedua murid kelas V ini ternyata tidak mengerjakan PR. Kemudian, oknum guru berinisial Can, sekaligus wali kelas, memanggil kedua bocah laki-laki tersebut agar maju ke depan kelas untuk bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Informasinya, sebelumnya memang ada semacam "kesepakatan" bagi yang bandel, tidak bikin PR, murid akan disuruh telanjang di depan kelas. Begitu berdiri di depan kelas, diduga teman-teman yang lain juga berteriak-teriak agar kedua murid tersebut membuka pakaiannya sesuai "kesepakatan".
Wali kelas, Can, yang dikonfirmasi pada Senin (21/4/2014), membantah keras dirinya memerintahkan MR dan NS telanjang di depan kelas. Menurut Can, dia hanya memerintahkan agar murid yang tidak membuat PR supaya maju ke depan kelas. Upaya tersebut dilakukan untuk mendidik murid agar rajin belajar dan tidak ada anak-anak yang malas-malasan mengerjakan PR karena selama ini memang sering ada murid yang tidak mengerjakan PR.
Untuk menegakkan disiplin, terang Can, dia membuat semacam kesepakatan untuk membuat murid jera. "Kesepakatan" bersama para murid itu ialah bagi yang tidak mengerjakan PR, murid siap untuk telanjang di depan kelas. Namun, menurut Can, sebenarnya ancaman itu sekadar menakut-nakuti murid supaya tidak ada lagi yang tidak mengerjakan PR.
"Saya tidak menyuruh kedua murid itu untuk telanjang, namun dikarenakan desakan teman-temannya yang meminta, tahu-tahu keduanya sudah membuka pakaian," terang Can.
Ia menambahkan, saat itu, dia sedang mengoreksi PR dan terkejut sekali begitu menyaksikan dua murid tersebut tinggal mengenakan celana dalam. Pada kesempatan itu, Can mengatakan, kedua bocah tersebut memang bandel dan sering tidak mengerjakan PR sehingga dirinya sudah kehabisan akal untuk mendidik muridnya tersebut.
Saat itu, murid yang lain mendesak agar guru membuktikan komitmen bersama, yang sempat diucapkan sang guru, supaya murid yang tidak bikin PR agar siap telanjang. Karena itu, sang guru kebingungan dengan ucapannya sendiri.
Kepala Sekolah SDN 8 OKU, Neti Yulia, mengatakan, persoalan tersebut sudah diselesaikan antara pihak sekolah dan kedua wali murid sehingga masalah tersebut tidak perlu lagi dibesar-besarkan.k
Menurut informasi yang diterima Sripoku.com, peristiwa tersebut terjadi seminggu lalu, tepatnya Senin (14/4/2014). Sewaktu mengumpulkan PR (pekerjaan rumah), kedua murid kelas V ini ternyata tidak mengerjakan PR. Kemudian, oknum guru berinisial Can, sekaligus wali kelas, memanggil kedua bocah laki-laki tersebut agar maju ke depan kelas untuk bertanggung jawab atas kelalaiannya.
Informasinya, sebelumnya memang ada semacam "kesepakatan" bagi yang bandel, tidak bikin PR, murid akan disuruh telanjang di depan kelas. Begitu berdiri di depan kelas, diduga teman-teman yang lain juga berteriak-teriak agar kedua murid tersebut membuka pakaiannya sesuai "kesepakatan".
Wali kelas, Can, yang dikonfirmasi pada Senin (21/4/2014), membantah keras dirinya memerintahkan MR dan NS telanjang di depan kelas. Menurut Can, dia hanya memerintahkan agar murid yang tidak membuat PR supaya maju ke depan kelas. Upaya tersebut dilakukan untuk mendidik murid agar rajin belajar dan tidak ada anak-anak yang malas-malasan mengerjakan PR karena selama ini memang sering ada murid yang tidak mengerjakan PR.
Untuk menegakkan disiplin, terang Can, dia membuat semacam kesepakatan untuk membuat murid jera. "Kesepakatan" bersama para murid itu ialah bagi yang tidak mengerjakan PR, murid siap untuk telanjang di depan kelas. Namun, menurut Can, sebenarnya ancaman itu sekadar menakut-nakuti murid supaya tidak ada lagi yang tidak mengerjakan PR.
"Saya tidak menyuruh kedua murid itu untuk telanjang, namun dikarenakan desakan teman-temannya yang meminta, tahu-tahu keduanya sudah membuka pakaian," terang Can.
Ia menambahkan, saat itu, dia sedang mengoreksi PR dan terkejut sekali begitu menyaksikan dua murid tersebut tinggal mengenakan celana dalam. Pada kesempatan itu, Can mengatakan, kedua bocah tersebut memang bandel dan sering tidak mengerjakan PR sehingga dirinya sudah kehabisan akal untuk mendidik muridnya tersebut.
Saat itu, murid yang lain mendesak agar guru membuktikan komitmen bersama, yang sempat diucapkan sang guru, supaya murid yang tidak bikin PR agar siap telanjang. Karena itu, sang guru kebingungan dengan ucapannya sendiri.
Kepala Sekolah SDN 8 OKU, Neti Yulia, mengatakan, persoalan tersebut sudah diselesaikan antara pihak sekolah dan kedua wali murid sehingga masalah tersebut tidak perlu lagi dibesar-besarkan.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar