Xiaomi MI4
Xiaomi yang sedang berencana memasarkann produknya di Indonesia, menghadapi tuduhan. Vendor smartphone asal Tiongkok dianggap mengumpulkan data para penggunanya. Tuduhan itu berasal dari firma keamanan F-Secure.
Menurut F-Secure, dalam postingan di blog resminya, salah satu layanan pesan Xiaomi, Cloud Messaging diam-diam mengoleksi data nomor telepon penggunanya dan identitas-identitas lain yang ada di dalam perangkat, termasuk informasi Contact.
F-Secure menggunakan perangkat RedMi 1S untuk mencoba mengonfirmasi dugaan tersebut.
Saat ponsel booting, mereka menemukan bahwa IMEI smartphone dan nomor telepon serta daftar telepon kontak di dalamnya berikut pesan teks, dikirim ke server yang beralamat http://api.account.xiaomi.com. Server ini diduga berada di Tiongkok.
F-Secure menggunakan perangkat RedMi 1S untuk mencoba mengonfirmasi dugaan tersebut.
Saat ponsel booting, mereka menemukan bahwa IMEI smartphone dan nomor telepon serta daftar telepon kontak di dalamnya berikut pesan teks, dikirim ke server yang beralamat http://api.account.xiaomi.com. Server ini diduga berada di Tiongkok.
Menanggapi tuduhan tersebut, Vice President Xiaomi, Hugo Barra mengeluarkan pernyataan melalui akun Google+ miliknya. Menurut Barra, layanan Cloud Messaging memang menggunakan identifier SIM dan perangkat untuk menyampaikan pesan antardua pengguna.
"Namun Xiaomi tidak menyimpan informasi pribadi tersebut," tegas Barra seperti dikutip dari Digital Trends, Rabu (13/8/2014).
Barra juga mengatakan akan ada update untuk Cloud Messaging untuk menangkis tuduhan itu. Selain merilis update, Xiaomi juga akan mengenkripsi nomor telepon yang dikirim ke Cloud Messaging.
Barra juga mengatakan akan ada update untuk Cloud Messaging untuk menangkis tuduhan itu. Selain merilis update, Xiaomi juga akan mengenkripsi nomor telepon yang dikirim ke Cloud Messaging.
Walau seolah menampik isu pengumpulan data, namun Barra tetap meminta maaf kepada pengguna dan fans smartphone Mi.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar