Nokia memang telah menjual unit bisnis ponsel dan layanannya kepada Microsoft, tetapi hal itu tak mengurungkan usaha perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan dalam ekosistem Android.
Dalam iklan di jejaring sosial LinkedIn, Nokia membuka lowongan pekerjaan untuk pemrogram yang akrab dengan teknologi digital imaging di peranti lunak Linux atau Android. Mereka akan ditempatkan di kantor pusat Espoo, Finlandia.
Nokia masih merahasiakan proyek yang sedang mereka kerjakan. Namun, Nokia memang masih mengembangkan sejumlah proyek dalam ekosistem Android.
Belakangan ini mereka sedang mengembangkan aplikasi launcher bernama Z Launcher yang masih dalam tahap beta.
Z Launcher merupakan aplikasi peluncur yang mengubah tampilan utama sistem operasi pada ponsel pintar Android. Pengguna Z Launcher akan merasakan pengalaman navigasi yang didesain oleh Nokia, bukan Google, bukan pula produsen ponsel yang bersangkutan.
Atau, langkah ini berkaitan dengan pengembangan layanan peta digital Nokia Here yang juga tersedia di Android.
Ekosistem Android memang mengalami perkembangan pesat karena didukung oleh banyak pihak sehingga pemakaiannya tak sebatas pada ponsel pintar dan tablet saja. Android bahkan digunakan sebagai sistem operasi televisi.
Nokia sebelumnya memanfaatkan sifat terbuka (open source) dari sistem operasi Android, yaitu Android Open Source Project (AOSP) dari Google yang bisa digunakan siapa saja secara gratis.
Android yang dikembangkan oleh Nokia ini disebut "Nokia X software platform" lalu dipakai pada ponsel seri Nokia X. Dengan cara ini, perusahaan bisa mengubah tampilan antarmuka Android di Nokia X sehingga terlihat seperti tampilan Windows Phone, yang kental dengan nuansa kotak-kotak.
Sementara itu, Nokia tidak membeli lisensi layanan mobile Google yang disebut Google Mobile Service (GMS). Oleh karenanya, ponsel seri Nokia X tidak menyediakan aplikasi dan layanan Google secara default, yakni Gmail, Youtube, Google Maps, Hangouts, Play Store, hingga jejaring sosial Google+.
Bahkan, sistem Nokia X tidak mendukung antarmuka pemrograman aplikasi atau application programming interface (API) buatan Google. Nokia meminta agar aplikasi-aplikasi Android yang memanfaatkan API Google dimodifikasi, dan menggunakan API buatan Nokia.
Namun, setelah unit bisnis ponsel dan layanan Nokia dibeli oleh Microsoft, Nokia X diputuskan untuk dihentikan pengembangannya.
Sementara Microsoft masih diizinkan memakai lisensi paten dan merek dagang ponsel Nokia dalam waktu 10 tahun sejak Microsoft menyelesaikan transaksi akuisisi Nokia pada April 2014k
Dalam iklan di jejaring sosial LinkedIn, Nokia membuka lowongan pekerjaan untuk pemrogram yang akrab dengan teknologi digital imaging di peranti lunak Linux atau Android. Mereka akan ditempatkan di kantor pusat Espoo, Finlandia.
Nokia masih merahasiakan proyek yang sedang mereka kerjakan. Namun, Nokia memang masih mengembangkan sejumlah proyek dalam ekosistem Android.
Belakangan ini mereka sedang mengembangkan aplikasi launcher bernama Z Launcher yang masih dalam tahap beta.
Z Launcher merupakan aplikasi peluncur yang mengubah tampilan utama sistem operasi pada ponsel pintar Android. Pengguna Z Launcher akan merasakan pengalaman navigasi yang didesain oleh Nokia, bukan Google, bukan pula produsen ponsel yang bersangkutan.
Atau, langkah ini berkaitan dengan pengembangan layanan peta digital Nokia Here yang juga tersedia di Android.
Ekosistem Android memang mengalami perkembangan pesat karena didukung oleh banyak pihak sehingga pemakaiannya tak sebatas pada ponsel pintar dan tablet saja. Android bahkan digunakan sebagai sistem operasi televisi.
Nokia sebelumnya memanfaatkan sifat terbuka (open source) dari sistem operasi Android, yaitu Android Open Source Project (AOSP) dari Google yang bisa digunakan siapa saja secara gratis.
Android yang dikembangkan oleh Nokia ini disebut "Nokia X software platform" lalu dipakai pada ponsel seri Nokia X. Dengan cara ini, perusahaan bisa mengubah tampilan antarmuka Android di Nokia X sehingga terlihat seperti tampilan Windows Phone, yang kental dengan nuansa kotak-kotak.
Sementara itu, Nokia tidak membeli lisensi layanan mobile Google yang disebut Google Mobile Service (GMS). Oleh karenanya, ponsel seri Nokia X tidak menyediakan aplikasi dan layanan Google secara default, yakni Gmail, Youtube, Google Maps, Hangouts, Play Store, hingga jejaring sosial Google+.
Bahkan, sistem Nokia X tidak mendukung antarmuka pemrograman aplikasi atau application programming interface (API) buatan Google. Nokia meminta agar aplikasi-aplikasi Android yang memanfaatkan API Google dimodifikasi, dan menggunakan API buatan Nokia.
Namun, setelah unit bisnis ponsel dan layanan Nokia dibeli oleh Microsoft, Nokia X diputuskan untuk dihentikan pengembangannya.
Sementara Microsoft masih diizinkan memakai lisensi paten dan merek dagang ponsel Nokia dalam waktu 10 tahun sejak Microsoft menyelesaikan transaksi akuisisi Nokia pada April 2014k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar