Empat arah jalan tersumbat di simpang Lubuk Begalung, Padang, Sabtu (6/9). Semua kendaraan dari ke empat jurusan dan tujuan sama-sama masuk. Kondisi demikian diperparah oleh nyala lampu hijau hanya 20 detik, lantas berganti kuning dan hijau kembali. 20 detik merah, hijau kembali. Belum bergerak kendaraan yang di depan, warna lampu telah berganti pula.
Beberapa kendaraan yang tadinya masih di tengah segi empat itu masih saja tidak bergerak. Kesudahannya, macet panjang tidak terelakkan.
Begitulah suasana di simpang empat By Pass yang biasa disebut Simpang Lubeg selepas Zuhur Sabtu itu. Orang-orang yang punya keperluan penting terpaksa turun dari mobil, lantas mencari ojek agar bisa menyalip dan cepat sampai tujuan.
“Saya mau ke bandara. Mau ke Jakarta jam tiga,” kata seorang pemuda yang terpak sa naik ojek mulai dari simpang Kampuang Jua dan selanjutnya mencari taksi.
“Saya pulang baralek dari Pengambiran hendak ke Balaibaru terpaksa memutar lewat Pampangan biar tidak ketemu macet lagi. Soalnya tadi ketika berangkat baralek saya terjebak macet hampir dua jam di By Pass,” kata laki-laki yang mengaku bernama Riyan pengemudi Toyota Kijang.
Kemacetan di kawasan Lubuk Begalung Sabtu itu memang terasa lebih parah dari hari-hari sebelumnya. Prilaku sopir yang menyalib dan masuk pada jalur yang bukan haknya ikut menambah kemacetan.
Pantauan Singgalang belasan dan bahkan mencapai puluhan angkutan kota dari Pasar Raya hendak ke Indarung seenaknya mengambil jalur kiri ke arah By Pass, kemudian memutar di dekat traffic light. Padahal, situasi macet telah parah.
Seorang pengemudi Daihatsu Xenia terlihat baturo-turo oleh ulah sopir angkutan kota jurusan Indarung-Pasar Raya dimaksud.
Puluhan truk yang datang dan menuju Teluk Bayur benar-benar memenuhi jalan itu. Dua personel polisi lalu lintas yang terlihat mengurai kemacetan nyaris tidak berdaya dibuatnya. Sebab, para sopir basibanak saja merangsek ke depan. Yang dari arah Teluk Bayur maju, dari arah Indarung juga maju, dari arah Pasar Raya telah basalingkik dan dari arah Aie Pacah tak kalah padatnya. Terlihat sekali para pengguna jalan adu bagak di simpang itu.
“Agiah taruih. Iko gara-gara urang baralek mah. Kalau paralu tagak se lamo-lamo di siko,” sorak seorang pengendara motor sambil berlalu.
Kemacetan panjang dan akut dari selepas Zuhur Sabtu itu mengular sampai ke mana-mana. Bahkan sejumlah simpang di By Pass arah Teluk Bayur yang biasanya lancar juga tak luput dari macet. Anggota Polantas benar-benar dibuat kewalahan olehnya. Mereka terpaksa satu personel di tiap simpang. Walau sudah berjibaku petugas mengatur, para pengguna jalan masih saja basibagak untuk terus merangsek ke depan.
Dampak lainnya ke empat arah jalan yang bersimpul di simpang Lubuk Begalung itu semakin parah. Ada yang terpaksa memutar arah dan mencari jalur lain untuk sampai di tujuan.
“Kami mau ke Painan,” kata pengendara Nissan Terano yang memutar arah di dekat kantor PLN By Pass, lantas kembali ke arah Aie Pacah.
Secara umum, kemacetan di jalan By Pass Padang bukanlah pemadangan baru. Hampir setiap hari terjadi hal seperti itu, terutama pada ruas antara Simpang Katapiang hingga Balaibaru. Setidaknya setiap sore di Hari Sabtu atau pada jam-jam sibuk dipastikan macet.
Kondisi itu dipicu oleh kawasan simpang tidak aktifnya traffic light. Misalnya di simpang empat Kampuang Lalang, simpang empat Taratak Paneh dan simpang Balai Baru. Ketiga simpang itu ada traffic light, tetapi sudah bertahun-tahun tidak aktif.
Walau sudah bertahun-tahun rusak begitu, namun Pemko Padang terkesan membiarkan. Padahal, pertambahan kendaraan dalam hitungan menit.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Rudi Rinaldi yang dihubungi melalui telepon selulernya tadi malam mengaku tidak mengetahui persis penyebab kemacetan di kawasan Lubuk Begalung tersebut. Sedangkan terkait banyaknya traffic light yang tidak berfungsi di sepanjang By Pass tidak dibantahnya.
“Kita menunggu pelebaran jalan itu,” katanya.
Menurut dia, meski diperbaiki sekarang, nanti akan dibongkar lagi sekaitan dengan pelebaran jalan By Pass menjadi dua jalur. Untuk itu ia minta kesabaran para pengguna jalan. (*)s
Beberapa kendaraan yang tadinya masih di tengah segi empat itu masih saja tidak bergerak. Kesudahannya, macet panjang tidak terelakkan.
Begitulah suasana di simpang empat By Pass yang biasa disebut Simpang Lubeg selepas Zuhur Sabtu itu. Orang-orang yang punya keperluan penting terpaksa turun dari mobil, lantas mencari ojek agar bisa menyalip dan cepat sampai tujuan.
“Saya mau ke bandara. Mau ke Jakarta jam tiga,” kata seorang pemuda yang terpak sa naik ojek mulai dari simpang Kampuang Jua dan selanjutnya mencari taksi.
“Saya pulang baralek dari Pengambiran hendak ke Balaibaru terpaksa memutar lewat Pampangan biar tidak ketemu macet lagi. Soalnya tadi ketika berangkat baralek saya terjebak macet hampir dua jam di By Pass,” kata laki-laki yang mengaku bernama Riyan pengemudi Toyota Kijang.
Kemacetan di kawasan Lubuk Begalung Sabtu itu memang terasa lebih parah dari hari-hari sebelumnya. Prilaku sopir yang menyalib dan masuk pada jalur yang bukan haknya ikut menambah kemacetan.
Pantauan Singgalang belasan dan bahkan mencapai puluhan angkutan kota dari Pasar Raya hendak ke Indarung seenaknya mengambil jalur kiri ke arah By Pass, kemudian memutar di dekat traffic light. Padahal, situasi macet telah parah.
Seorang pengemudi Daihatsu Xenia terlihat baturo-turo oleh ulah sopir angkutan kota jurusan Indarung-Pasar Raya dimaksud.
Puluhan truk yang datang dan menuju Teluk Bayur benar-benar memenuhi jalan itu. Dua personel polisi lalu lintas yang terlihat mengurai kemacetan nyaris tidak berdaya dibuatnya. Sebab, para sopir basibanak saja merangsek ke depan. Yang dari arah Teluk Bayur maju, dari arah Indarung juga maju, dari arah Pasar Raya telah basalingkik dan dari arah Aie Pacah tak kalah padatnya. Terlihat sekali para pengguna jalan adu bagak di simpang itu.
“Agiah taruih. Iko gara-gara urang baralek mah. Kalau paralu tagak se lamo-lamo di siko,” sorak seorang pengendara motor sambil berlalu.
Kemacetan panjang dan akut dari selepas Zuhur Sabtu itu mengular sampai ke mana-mana. Bahkan sejumlah simpang di By Pass arah Teluk Bayur yang biasanya lancar juga tak luput dari macet. Anggota Polantas benar-benar dibuat kewalahan olehnya. Mereka terpaksa satu personel di tiap simpang. Walau sudah berjibaku petugas mengatur, para pengguna jalan masih saja basibagak untuk terus merangsek ke depan.
Dampak lainnya ke empat arah jalan yang bersimpul di simpang Lubuk Begalung itu semakin parah. Ada yang terpaksa memutar arah dan mencari jalur lain untuk sampai di tujuan.
“Kami mau ke Painan,” kata pengendara Nissan Terano yang memutar arah di dekat kantor PLN By Pass, lantas kembali ke arah Aie Pacah.
Secara umum, kemacetan di jalan By Pass Padang bukanlah pemadangan baru. Hampir setiap hari terjadi hal seperti itu, terutama pada ruas antara Simpang Katapiang hingga Balaibaru. Setidaknya setiap sore di Hari Sabtu atau pada jam-jam sibuk dipastikan macet.
Kondisi itu dipicu oleh kawasan simpang tidak aktifnya traffic light. Misalnya di simpang empat Kampuang Lalang, simpang empat Taratak Paneh dan simpang Balai Baru. Ketiga simpang itu ada traffic light, tetapi sudah bertahun-tahun tidak aktif.
Walau sudah bertahun-tahun rusak begitu, namun Pemko Padang terkesan membiarkan. Padahal, pertambahan kendaraan dalam hitungan menit.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Rudi Rinaldi yang dihubungi melalui telepon selulernya tadi malam mengaku tidak mengetahui persis penyebab kemacetan di kawasan Lubuk Begalung tersebut. Sedangkan terkait banyaknya traffic light yang tidak berfungsi di sepanjang By Pass tidak dibantahnya.
“Kita menunggu pelebaran jalan itu,” katanya.
Menurut dia, meski diperbaiki sekarang, nanti akan dibongkar lagi sekaitan dengan pelebaran jalan By Pass menjadi dua jalur. Untuk itu ia minta kesabaran para pengguna jalan. (*)s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar