"Akses internet cepat dan murah merupakan jalan tol menuju kemakmuran bangsa. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) adalah penggerak ekonomi dunia," ujar Nonot dalam diskusi di Jakarta, Senin.
Sebagian besar industri negara maju, sambung dia, bergerak dalam bidang TIK. Industri tersebut didominasi oleh generasi muda. Jadi generasi muda, sangat identik dengan TIK.
"Kalau internetnya tidak cepat, ekonomi kreatif sulit untuk maju."
Sayangnya, sambung dia, internet di Tanah Air jauh dari kata cepat. Kecepatan internet di Tanah Air nomor 132 di dunia. Begitu juga dengan harga internet, yang boleh dikatakan cukup mahal yakni Rp1 per kilo byte.
Beberapa kendala yang menyebabkan internet di Tanah Air lambat yakni banyaknya pungutan yang dibebankan kepada operator, mulai dari kewajiban bayar BHP frekuensi hingga pungutan Pemda."Internet semakin cepat, maka semakin menggerakkan ekonomi kreatif," jelas dia.
Internet yang semakin cepat juga memudahkan koordinasi pusat ke daerah, membuka lapangan kerja online, transparansi dan akuntabilitas pemerintah, menghemat biaya perjalanan, dan menyatukan seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Nonot perlu ada penataan dalam infrastruktur TIK, organisasi dan sumber daya manusia.
"Cara pandang mengenai Kementerian Komunikasi dan Informatika juga harus diubah. Kominfo bukan Departemen Penerangan, Kominfo adalah kementerian teknis," tutur dia.
Sebelumnya, ia meminta agar infrastruktur TIK seperti kabel optik perlu diperhatikan.r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar