Featured Video

Senin, 01 September 2014

Tingkatkan Pemeliharaan Kawasan Danau Singkarak

 Bupati Solok Syamsu Rahim berharap agar dermaga Singkarak bisa menampilkan ikon dan atraksi budaya daerah. Keberadaannya juga diharapkan mampu menarik investor untuk menanamkan modal­nya dalam memajukan pariwisata daerah.
Kebersihan dan ke­aman­an dermaga Singkarak harus diutamakan agar dapat menarik minat wisa­tawan.  “Yang penting, masyarakat Singkarak harus bersatu padu. Insya Allah rahmat Allah akan turun,” ujar Syamsu Rahim saat meng­hadiri acara Musyawarah Tungku Tigo Sajarangan Tali Tigo Sapilin (MTTS-TTS) ke-3 yang dilaksanakan di Nagari Singkarak, Keca­matan X Koto Singkarak, Sabtu (30/8).

Syamsu Rahim juga mengajak masyarakat se­tempat untuk menjaga ekosistem ikan bilih agar tetap bertahan. Pihaknya tidak ingin seperti yang terjadi di Maninjau dimana habitat aslinya telah hampir habis, lantaran banyaknya keramba apung yang tidak mampu ditertibkan.
“Menjaga kelestarian­nya Danau Singkarak adalah wujud syukur kita kepada Allah,” ujarnya  sembari meminta kepada masyarakat untuk mem­budidayakan ikan bilih Singkarak dengan pengo­lahan  lain agar memiliki nilai tambah.
Berbeda dengan yang dilaksanakan di nagari lain, pelaksanaan MTTS-TTS ke-3 di Nagari Singkarak, terlihat unik. Diiringi ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama dan bundo kanduang nagari yang menjujung jamba,  layaknya seorang marapulai, Bupati Solok Drs H Syamsu Rahim diarak sepanjang jalan di nagari itu sebelum pelaksanaan musyawarah yang dilaksana­kan di gedung serbaguna Singkarak.
Kendati berjalan kaki sekitar 1,5 km dari balai-balai adat menuju tempat pelaksanaan MTTS-TTS,  bupati terlihat antusias dan bersemangat lantaran tradisi budaya Nagari Singkarak yang dilakukan setiap pelaksanaan alek nagari  dari dahulunya itu masih bertahan hingga kini.
“Kegiatan ini sangat luar biasa. Setiap kami meng­hadiri MTTS-TTS di sini, selalu diarak sepanjang jalan singkarak,” tutur bupati yang hadir bersama Kepala BPM Drs H Khairi Yusri, Sekretaris PU Deni Prihatni ST dan Wakil Ketua DPRD Septrismen Sutan Putih .
Terhadap kegiatan MTTS itu sendiri, sembari mene­rangkan makna pelaksanaan dari kegiatan, bupati mem­bentang­kan berbagai per­soalan dan kondisi yang tengah di hadapi masyarakat ranah Minang. “Inilah jeritan nurani saya sebagai anak Minangkabau. Apa yang bisa saya sumbangkan untuk ranah Minang ini untuk  menyikapinya, mini­mal untuk Kabupaten Solok.”
Tokoh adat setempat Gustinar Sutan Marajo mengatakan, keberadaan MTTS-TTS sudah membumi di Kabupaten Solok maupun di Sumatera Barat. Ke­inginan Syamsu Rahim untuk membangkik batang tarandam melalui MTTS-TTS patut diapresiasi. “Kita sudah banyak mendengar di media massa maupun di media elektronik tentang wacana babaliek banagari, cuma retorika namun mi­nim aplikasi,” ujar Gustinar Sutan Marajo.
Dengan kembalinya MT­TS-TTS yang di canangkan oleh Bupati Solok Syamsu Rahim, pihaknya yakin masyarakat Minangkabau akan kembali bangkit. Karena falsafah adat basandi syara - syara basandi kitabullah telah diapli­kasikan dalam kehidupan masyarakat.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Erizal Dt. Rajo Batuah dan Walinagari Singkarak Arman men­yebut­kan  Syamsu Rahim adalah  satu-satunya kepala daerah di Sumbar yang telah mencetuskan dan membangkitkan kembali MTTS-TTS sebagai warisan nenek moyang Minangkabau sejak dahulunya.
Lantaran itu, pihaknya sangat mendambakan Sya­msu Rahim menjadi Guber­nur Sumbar periode mendatang.
Dalam kepemimpinan­nya, Syamsu Rahim juga telah mengaplikasikan program tesebut  di 14 kecamatan dari 74 nagari yang ada di Kabupaten Solok dengan menjadikannya sebagai pilot project per­contohan di nagari tentang nilai adat dan agama dan juga telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Solok.
Selain itu, KAN dan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKA­AM) Kabupaten Solok juga sudah dianggarkan ke dalam APBD agar KAN dan LKAAM bisa berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar