Hendra Saputra Silaban (29), pelaku perampokan Herman di Bandara Hang Nadim saat diamankan polisi di Polresta Barelang, Batam, Rabu (31/12/2014).
Meski mengaku baru sekitar 2 bulan terakhir mengenal Hendra, pelaku perampokan Herman di Bandara Hang Nadim Batam, di mata Enji, pacar pelaku, laki-laki itu dikenal sebagai sosok yang baik.
"Saya nilai dia baik. Dia perhatian dengan perempuan," kata Enji.
Mungkin itupula yang membuat Hendra setengah hati menjalankan aksinya merampok Herman, Senin (29/12/2014) lalu.
Untuk mengikat tangan dan kaki Herman, pelaku bahkan meminta 'izin' kepada korbannya sembari menceritakan permasalahan keuangan yang dihadapinya
Saat ini laki-laki yang pernah bekerja sebagai pegawai bank swasta itu terbelit banyak utang sekitar Rp 30-an juta.
"Dia mungkin pelaku 365 yang melankolis. Mau apa-apa, seperti mengikat korban, minta izin dulu," kata Kasat Reskrim.
Diakui Hendra sewaktu dia merampok Herman, meski di bawah todongan pisau dan diikat, Herman selalu memberikan nasihat kebaikan kepadanya. Rencana merampok Herman baru dipikirkannya Senin (29/12/2014) pagi.
"Dia nasihati saya terus," aku Hendra dengan wajah lebih tegar dibandingkan hari sebelumnya, saat dia digiring ke Polresta Barelang, dengan badan terbungkuk sembari menutupi wajahnya.
Usai merampok Herman, pelaku sengaja membawa korban ikut bersamanya ke Bandara Hang NadimBatam. Dia berencana kabur ke Jakarta menumpangi pesawat Lion Air. Hal ini menjawab teka-teki sebelumnya.
Namun belum sempat terlaksana, sebuah alarm peringatan berbunyi keras. Aksinya ketahuan. Dia buru-buru meninggalkan kawasan bandara menumpangi taksi ke arah Nagoya meninggalkan korban di bandara.
Dalam peristiwa perampokan itu, dari keterangan korban kepada polisi, Hendra mengambil uang sekitar Rp 20 juta dan $ 1100 Sing. Uang itu merupakan milik perusahaan Herman yang akan disetorkan ke bank.
Uang itu sebagian kecil sudah dipergunakan pelaku. Seperti membeli sejumlah barang dan diserahkan ke saudaranya.
Barang bukti yang diamankan polisi yakni sumbu kompor untuk mengikat korban, pisau, tali rapia, spanduk, hp Samsung, uang tunai Rp 2.250.000 (penukaran $ 200 Sing), uang Rp 5.500.000 (dari adik pelaku), dan uang tunai $ 1000 Sing.
Disinggung soal rencananya bunuh diri, Hendra hanya terdiam, membisu. Sesekali ia menampilkan muka lusuh.t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar