Oleh: M Iqbal Dawami
Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa para sahabat Nabi SAW begitu mencintai Alquran. Rasa cinta mereka tak dapat ditandingi oleh siapa pun. Alquran bagi mereka sudah mendarah daging.
Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa para sahabat Nabi SAW begitu mencintai Alquran. Rasa cinta mereka tak dapat ditandingi oleh siapa pun. Alquran bagi mereka sudah mendarah daging.
Sehari saja tidak membacanya, seperti ada kerugian yang begitu besar. Penghayatan mereka tatkala membaca Alquran begitu tinggi. Tak sedikit mereka akan bercucuran air mata saat membacanya.
Siti Aisyah meriwayatkan, “Abu Bakar (ayahnya) adalah seorang lelaki yang mudah menangis. Beliau tidak mampu menahan air mata ketika membaca Alquran” (HR. Bukhari).
Umar bin Khatthab juga demikian. Dari 'Abdullah bin Syaddad bin Had mengatakan, “Aku pernah mendengar Umar membaca surah Yusuf dalam shalat Subuh dan aku mendengar isakannya. Aku berada di akhir shaf. (Isakannya saat) beliau sedang membaca (QS Yusuf [12]:86): “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”
Nafi pernah menceritakan Ibnu Umar, “Tidaklah Ibnu Umar membaca dua ayat ini dari akhir surah al-Baqarah kecuali pasti menangis. ‘Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan. Niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka, Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.’ Setelah membacanya, Ibnu Umar mengatakan, ‘perhitungan ini sungguh menyesakkan.’”
Anas bin Malik memiliki kebiasaan apabila telah mendekati khatam dalam membaca Alquran. Ia menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama. Dari Tsabit al-Bunnani, ia mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Alquran pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari bacaan Alquran hingga ketika Subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama (HR Darimi).
Masih banyak kisah lainnya perihal para sahabat yang hati dan pikirannya mudah tersentuh dengan ayat-ayat Alquran yang mereka baca. Kisah-kisah di atas membuktikan bahwa Rasulullah SAW telah berhasil membimbing mereka menjadi generasi Qurani, yang mana hidup mereka dinaungi Alquran. Apa yang mereka lakukan selalu berdasarkan petunjuk Alquran.
Siti Aisyah meriwayatkan, “Abu Bakar (ayahnya) adalah seorang lelaki yang mudah menangis. Beliau tidak mampu menahan air mata ketika membaca Alquran” (HR. Bukhari).
Umar bin Khatthab juga demikian. Dari 'Abdullah bin Syaddad bin Had mengatakan, “Aku pernah mendengar Umar membaca surah Yusuf dalam shalat Subuh dan aku mendengar isakannya. Aku berada di akhir shaf. (Isakannya saat) beliau sedang membaca (QS Yusuf [12]:86): “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”
Nafi pernah menceritakan Ibnu Umar, “Tidaklah Ibnu Umar membaca dua ayat ini dari akhir surah al-Baqarah kecuali pasti menangis. ‘Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan. Niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka, Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.’ Setelah membacanya, Ibnu Umar mengatakan, ‘perhitungan ini sungguh menyesakkan.’”
Anas bin Malik memiliki kebiasaan apabila telah mendekati khatam dalam membaca Alquran. Ia menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama. Dari Tsabit al-Bunnani, ia mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Alquran pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari bacaan Alquran hingga ketika Subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama (HR Darimi).
Masih banyak kisah lainnya perihal para sahabat yang hati dan pikirannya mudah tersentuh dengan ayat-ayat Alquran yang mereka baca. Kisah-kisah di atas membuktikan bahwa Rasulullah SAW telah berhasil membimbing mereka menjadi generasi Qurani, yang mana hidup mereka dinaungi Alquran. Apa yang mereka lakukan selalu berdasarkan petunjuk Alquran.
Menurut Sayyid Qutb, generasi sahabat Rasulullah SAW ini merupakan generasi yang paling istimewa dalam sejarah Islam dan sejarah kemanusiaan seluruhnya. Mereka tidak saja menghafal dan menadaburinya, tetapi juga mengamalkannya.
Semoga kita bisa meneladani generasi sahabat ini dalam mencintai dan menadaburi Alquran. Amin. Wallahu a'lam bisshawab.
Semoga kita bisa meneladani generasi sahabat ini dalam mencintai dan menadaburi Alquran. Amin. Wallahu a'lam bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar