Tren mengurangi konsumsi daging mulai meningkat di kalangan masyarakat dunia termasuk juga di Indonesia. Secara global, tren mengurangi konsumsi daging pun meningkat cukup signifikan. Pollsters menemukan bahwa pada tahun lalu, setidaknya ada 29 persen orang yang memutuskan untuk mengurangi asupan daging atau bahkan berhenti sama sekali makan daging.
Tren mengurangi konsumsi daging mulai populer bukan tanpa alasan. Pasalnya, tidak mengonsumsi daging ternyata memiliki beberapa manfaat baik bagi tubuh. Akan tetapi, menjadi vegetarian atau vegan juga memiliki sisi yang sedikit merugikan tubuh pula. Untuk mengetahui lebih jauh, berikut ini ialah lima hal yang akan terjadi pada tubuh ketika seseorang berhenti mengonsumsi daging dilansir Independent.
Berat badan turun
Tim peneliti dari George Washington University School of Medicine di Washington telah melakukan sebuah penelitian terkait konsumsi daging dan berat badan. Dalam penelitian tersebut, tim ingin mengungkap seberapa banyak berat badan yang akan turun ketika seseorang memutuskan untuk berhenti makan daging dengan menjadi vegetarian. Dari penelitian tersebut, terungkap bahwa seseorang yang berhenti makan daging dapat menurunkan berat badan sekitar 4,5 kilogram tanpa harus menghitung asupan kalori atau memperbanyak olahraga.
Penelitian pada 2014 lalu menunjukkan bahwa bakteri pada usus manusia yang mengonsumsi daging dan sayuran dengan manusia yang sama sekali tidak mengkonsumsi produk daging (vegan) memiliki perbedaan. Para peneliti dari City University of New York menemukan bahwa para vegan memiliki lebih banyak spesies bakteri pelindung dibandingkan mereka yang makan daging dan sayur atau omnivora.
Risiko kekurangan gizi
Pola makan vegetarian atau vegan yang seimbang dapat memungkinkan tubuh mendapat asupan gizi yang cukup. Akan tetapi, pola makan tanpa daging ini ternyata cukup menyulitkan tubuh dalam mendapatkan zat besi, vitamin D dan vitamin B12.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, vitamin D dan vitamin B12, para vegetarian Perlu rajin-rajin mengkonsumsi kacang-kacangan, buah, gandum, sayuran dengan warna hijau gelap hingga produk kedelai. Telur dan susu juga dapat membantu tubuh mendapatkan asupan vitamin D.
Risiko kanker menurun
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik. Tak ayal, beberapa daging olahan seperti bacon dan salami ada di jajaran yang sama dengan formaldehida, radiasi gamma serta rokok.
Daging merah, seperti sapi hingga kambing, juga kerap dihubungkan dengan risiko kanker. Penelitian menunjukkan memakan 50 gram daging olahan per hari sudah dapat meningkatkan risiko kanker usus hingga 18 persen. Karena itu, dengan menghindari daging, kemungkinan risiko kanker pun akan ikut menurun.
Risiko penyakit jantung menurun
Penelitian yang dilakukan Lerner Research Institute di Amerika Serikat menunjukkan bahwa nutrisi carnitine pada daging merah dapat mendorong reaksi mikroba usus. Hal ini dapat berkontribusi pada tumbuhnya penyakit jantung. Oleh karena itu, saat tubuh berhenti makan daging, risiko ini pun dapat diminimalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar