Pebalap Indonesia, Ali Adrian (kanan), berpose bersama pebalap MotoGP asal Spanyol, Tito Rabat.
Ketika sudah memutuskan untuk menekuni dunia balap, salah satu mimpi rider muda Indonesia, Ali Adrian, adalah bisa tidur atau tinggal di sirkuit dan berlatih setiap hari.
Demi mewujudkan mimpi tersebut, Adrian sering membuat tenda di sirkuit kecil tempat dia berlatih motor trail, di samping rumahnya.
"Misalnya Sabtu pagi mau latihan di situ, Jumat malamnya saya tidur di tenda. Enggak peduli sama nyamuk, yang penting bisa tidur di sirkuit," aku Adrian.
Keinginan untuk tinggal di sirkuit sesungguhnya akhirnya terwujud pada akhir 2014 setelah dia mengikat kontrak dengan manajer kenamaan di dunia balap motor, David Garcia.
Garcia yang juga adalah pemilik Circuito de Almeria, Spanyol, menawarkan kepada Adrian untuk tinggal di sirkuit. Tanpa berpikir panjang, Adrian pun mengiyakan.
Adrian tinggal di sebuah rumah truk yang ada di sirkuit. Adrian tak tinggal sendirian. Sekitar lima meter di sebelah truknya, ada truk lain dengan ukuran lebih besar. Di truk itu, tinggal salah satu pebalap MotoGP asal Spanyol, Tito Rabat.
"Saya tinggal di sirkuit lama, dia tinggal di sirkuit baru. Kami hanya terpisah sekitar lima meter dan pagar teralis pembatas. Bedanya lagi, di truknya ada sauna dan gym," kata Adrian.
Bertetangga dengan Rabat, berarti Adrian punya kesempatan untuk melihat dan berlatih bersama pebalap bernama lengkap Esteve Rabat Bergada tersebut.
"Satu ketika, saya bangun buat salat subuh sekitar jam 5 pagi. Saya mendengar suara pagar sirkuit dibuka. Itu pasti Tito, karena hanya dia yang boleh buka pagar itu," ujar Adrian.
Adrian lalu menghamipiri Rabat yang baru menjalani latihan pagi itu. Dia lalu bertanya jam berapa Rabat tidur sehingga pagi-pagi sekali sudah bangun.
"Ternyata dia malamnya enggak tidur. Terus saya lihat waktu putarannya sekitar 1 menit 34 detik. Di sirkuit itu, enggak ada pebalap yang bisa secepat itu, paling juga 1 menit 37 detik. Bayangkan, enggak tidur saja bisa secepat itu," ujarnya menambahkan.
Ketika tidak sedang menjalani musim balap, Adrian bisa belatih bersama Rabat.
Dalam beberapa kesempatan, pebalap 26 tahun tersebut juga memberi tips berlatih kepada Adrian. Dia juga sering mendorong Adrian untuk mencatat waktu putaran lebih cepat.
Banyak hal yang bisa dipelajari Adrian dari Rabat, termasuk disiplin dan kerja kerasnya. Ada banyak hikmah yang bisa didapat Adrian karena bertetangga dengan salah satu pebalap MotoGP.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar