Andre Rosiade berfoto dengan Ketum PSSI Edy Ramayadi beberapa waktu lalu setelah dilantik sebagai pengurus PSSI Pusat.
Publik sepakbola Sumatera Barat dikejutkan dengan sinyalamen perubahan nama tim sepakbola Semen Padang FC (SPFC) menjadi Semen Indonesia FC. Percakapan di media sosial berubah menjadi cibiran saat sinyalamen ini muncul seiring hadirnya Komisaris Utama PT Semen Indonesia, Sutiyoso ke Padang yang kabarnya bertemu dengan manajemen PT Kabau Sirah, pengelola SPFC.
Berbagai ujaran muncul di media sosial. Hampir seluruh ujaran tersebut menolak upaya perubahan nama tim Semen Padang FC. Salah satunya unggahan di Instagram milik mantan Fisiotherapy Timnas Mathias Ibo yang menyiratkan soal identitas tim Semangat Semen Padang FC, jaga identitas “Padang”mu…! Jangan sampai hilang rasa “Minang”nya…!. Begitu bunyi unggahan Ibo yang juga pernah mengabdi untuk Semen Padang FC tahun 2016 silam setelah kabar wacana pergantian nama itu muncul.
Lebih tajam, tokoh muda pecinta sepakbola asal Sumbar yang berujar, Andre Rosiade. Pria berusia 39 tahun yang kini masuk dalam barisan pengurus PSSI itu menyebut upaya mengganti nama Semen Padang FC menjadi Semen Indonesia FC berakibat menghilangkan identitas daerah.
“Ini memantik sentiment kelokalan. Sutiyoso selaku Komut Semen Indonesia mestinya berpikir tak sesederhana itu. Tim ini punya sejarah panjang. Sudah dua kali mewakili Indonesia di tingkat Asia, tahun 1993 silam dan tahun 2013 lalu. Dan saat mereka tampil di ajang itu, juga tak memalukan. Mereka sukses hingga babak perempat final. Bahkan, mereka pernah sukses mempermalukan tim besar asal Jepang Yokohama Marinos di ajang Piala Winner Asia tahun 1993 lalu,”katanya.
Selain persoalan historis yang jadi salah satu takaran, Andre melihat peluang branding untuk kepentingan Semen Indonesia sebenarnya masih bisa dititipkan pada Semen Padang FC. Branding Semen Padang FC sudah begitu besar dan menjadi klub yang punya nama di Asia. Jadi, kalau namanya diganti, artinya itu akan membawa dampak upaya baru, yakni rebranding.
“Sulit itu mengejar branding baru dari branding yang telah dibangun sejak 37 tahun silam. Lebih baik Sutiyoso fokus pada pengembangan PT Semen Indonesia grup, dan Semen Padang FC bisa jadi pelontar kepentingan bisnis grup,”ucapnya.
Kendati masih wacana, lebih baik segera buyarkan wacana tersebut. Jika niatnya membantu dan menyokong tim ini, tentu tak harus dengan mengganti namanya. Support tim ini dengan potensi yang dimiliki PT Semen Indonesia.
Sementara, CEO Semen Padang FC, Iskandar Z Lubis yang dimintai tanggapannya mengakui adanya pertemuan antara Komut Semen Indonesia, Sutiyoso dengan mereka di manajamen PT Kabau Sirah Semen Padang (PT KSSP).
“Luar biasa bukan? Seorang Komisaris Utama Holding sebesar PT Semen Indonesia berkenan melirik anak perusahaan dari PT Semen Padang yang notabene jauh dari dari Holding. Itu nilai plus yang perlu kita catat pertama. Dan dalam pertemuan tersebut, tak ada instruksi soal pergantian nama tim. Catat itu, tak ada,”tegasnya.
Jika memang wacana soal pergantian nama itu muncul ke publik, sebut Iskandar lagi, pihaknya akan menyiapkan argument-argumen yang tegas yang sesuai dengan regulasi dalam persepakbolaan di Indonesia. Mengganti nama tentunya akan berdampak bagi tim tersebut ke depan.
“Pak Komut sangat menyintai sepakbola. Beliau dulu kan pernah jadi Ketum Persija dan mentereng prestasinya. Jadi, ada keinginan beliau agar tim ini nantinya bias berprestasi. Nah, semisal nanti Semen Padang FC juara, tapi namanya sudah diganti, apa mungkin AFC akan menerimanya begitu saja saat kita mewakili Indonesia di level Asia. Saat ini saja, juara Liga1 malah tak bisa mewakili Indonesia di Asia. Tentu kita harus mengambil pelajaran dari sana,’ucapnya.
Terkait pertemuan tersebut, pihaknya dalam dua minggu ke depan akan menyiapkan hal-hal terkait kepentingan Semen Padang FC. Ia berharap, persiapan yang dilakukan dapat membuka peluang lebih baik bagi Kabau Sirah agar dapat bantuan dan perhatian yang lebih besar dari holding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar