JAKARTA, HALUAN — Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang (Gebu Minang) Jakarta meluncurkan buku Pedoman Pengamalan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulah (ABS-SBK) “Syarak Mangato Adat Mamakai Alam Takambang Jadi Guru”. Buku setebal 219 halaman itu diluncurkan dalam acara silaturahmi Badan Koordinasi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Minangkabau (BK3AM ) dan tokoh masyarakat Minang di Hotel Sahid Jaya, Senin (27/6) malam.
Ketua Umum Penyelenggaran Seminar Kebudayaan Minangkabau dan Mubes V Gebu Minang H. R Ermansyah Jamin Dt Tanmaliputi menyampaikan, buku ABS-SBK disusun berdasarkan hasil Seminar Kebudayaan Minang yang digelar Gebu Minang di Sawahlunto tahun 2010. Buku ini disusun bersama sama tokoh adat, KAN, Wali Nagari se-Sumatera Barat, yang juga didukung berbagai sumber dari buku buku terkait adat dan budaya Minang. “Kita berharap buku ini dikoreksi lagi bersama-sama. Masukan dan saran dari cendekiawan adat Minang sangat diharapkan agar buku ABS-SBK lebih baik dan bermanfaat bagi generasi muda Minang,” kata mantan Direktur Utama PLN ini.
Harun Zain, mantan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi RI, menyempatkan diri datang didampingi dokter pribadinya.
Menurut Amri Aziz, Sekjen BK3AM Jakarta, Harun Zain menaruh perhatian besar terhadap masyarakat Minang. Ia minta agar mengundang Bakor-Bakor BK3AM dalam rangkaian meluncurkan buku pedoman hidup bermasyarakat berlandaskan agama Islam bagi masyarakat Minang di kampung dan di perantauan.
Ketua Umum Gebu Minang Mayjen (Purn) H. Asril Hamzah Tanjung sependapat dengan gagasan Harun Zain untuk mendirikan “sekolah manggaleh”. Sebab manggaleh (berdagang) merupakan ciri khusus masyarakat perantau Minang.
Menyinggung pelaksanaan Mubes Gebu Minang 2011 di Padang Panjang, Asril Hamzah Tanjung menilai, momen ini sangat strategis dalam menyusun program kerja, mengevaluasi pertanggungjawaban pengurus dan menjalin hubungan organisasi dengan seluruh perantau juga memilih kepengurusan priode 2011-2016. Pengurus yang dipilih hendaknya orang orang yang mau, mampu dan memiliki dedikasi yang kuat.
“Saya akan menyerahkan tongkat estafet ini kepada yang lain. Cukuplah sekali saja dipilih menjadi ketua umum. Saya melihat pak Jamin sangat pantas memimpin Gebu Minang ke depan,” ujar Asril sambil melirik Ermansyah Jamiin Dt Tanmaliputi yang duduk di samping Harun Zain.
Harun Zain yang menyebut dirinya “mantan Lurah Sumbar” (maksudnya mantan Gubernur Sumbar) dalam sambutannya meminta agar Gebu Minang menjadi “jembatan” dengan para ninik mamak dalam membangun Ranah Minang ke depan.
“Saya mengharapkan agar Seminar Kebudayaan Minang di Padang Panjang mengikutsertakan kalangan ninik mamak. Rumuskan konsep untuk mengembalikan imej orang Minang sebagai soko guru pedagang dan pengusaha melalui lembaga pendidikan khusus tentang kiat orang Minang berdagang.
Suhatmansyah Is, Ketua Umum PKDP Pusat yang menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku Pedoman Pengamalan ABS-SBK ini meminta agar Gebu Minang merekomendasikan kepada pemerintah daerah dan pusat untuk menjadikan ABS-SBK menjadi kurikulum lokal wajib di semua SLTP-SLTA di Sumbar.
“Pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk ini,” kata Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Manajemen Pembangunan, Kependudukan dan Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri itu.
Dukungan sama juga muncul dari Farhan Muin Dt. Bagindo pengurus SKM Jakarta. Sementara Prof. Dr. Musril yang juga didaulat menjadi pembicara pada peluncuran Buku Pedoman Pengalaman ABS-SBK memberikan beberapa koreksiannya. (h/one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar