Tenni Purwanti | Tri Wahono | Senin, 4 Juli 2011 | 19:31 WIB
Dibaca: 1824
Komentar: 3
degaston.org
Peta Belarusia
KOMPAS.com - Pemerintah otoriter Republik Belarus memblokir semua jaringan sosial media, terutama Facebook dan Twitter pada Minggu (3/7/2011). Salah satu negara di Eropa Timur dengan ibukota Minsk ini memblokir sosial media dengan tujuan untuk mencegah protes oposisi pada hari libur nasional. Pemblokiran itu akan diberlakukan setiap hari Minggu dan hari libur nasional lainnya di seluruh Belarus.
Hal ini dilakukan karena sebuah kelompok oposisi baru yang disebut "Revolusi oleh Jaringan Sosial" telah mengadakan serangkaian unjuk rasa tak kurang di 30 kota yang diorganisir dari internet. Aksi unjuk rasa telah menarik ribuan pemrotes yang berkumpul diam-diam dari berbagai penjuru Ibu Kota.
Bersemangat untuk menghindari protes pada hari libur nasional, pemerintah pada Sabtu juga sudah memblokir akses ke situs media sosial, termasuk VKontakte, versi Rusia dari Facebook yang sangat populer di sana. Pemerintah juga menahan puluhan aktivis oposisi, termasuk Stanislav Shushkevich, pemimpin pertama Belarus pasca-Soviet.
Shushkevich kembali ke Minsk pada hari Minggu setelah ia dan sekitar 20 siswa ditangkap di kereta dari Vilnius, Lithuania. Shushkevich, yang telah bertemu dengan Sekretaris Negara AS Hillary Rodham Clinton saat di Vilnius mengatakan, ia dan para siswa dibebaskan dengan peringatan untuk tidak mengambil bagian dalam protes hari Minggu.
Pemerintah berusaha menahan ketidakpuasan publik karena Belarusia menderita krisis terburuk keuangan sejak jatuhnya Uni Soviet. Presiden Alexander Lukashenko pada Minggu mengatakan bahwa eskalasi intervensi informasi adalah bagian dari rencana yang disusun di Ibu Kota negara untuk membawa sebuah revolusi.
"Kami memahami bahwa tujuan dari serangan ini adalah untuk menabur ketidakpastian dan sinyal untuk menghancurkan harmoni sosial, dan pada akhirnya membawa kita untuk menyerah dan membawa pencapaian kemerdekaan kita menjadi sia-sia," kata Lukashenko dalam membuka sebuah parade militer di Hari Kemerdekaan, hari peringatan berakhirnya pendudukan Nazi.
Untuk pertama kalinya, tentara Rusia mengambil bagian dalam parade militer tahunan Belarus. Televisi negara Rusia, yang mengudara di Belarus, telah mendukung para demonstran dengan menunjukkan perlakuan kasar mereka di tangan polisi Belarus.
Belarus kini berada dibawah tekanan dari Rusia dan Barat. Moskow mengontrol lebih besar atas perekonomian Belarus karena telah memberikan pinjaman untuk membantu pemerintah menghadapi gejolak keuangan. Sedangkan Uni Eropa mengancam untuk memperluas sanksi terhadap Lukashenko sebagai hukuman atas tindakan keras kepada pihak oposisi.
Sumber :
AP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar