PADANG, HALUAN — Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium atau bensin terjadi di beberapa daerah di Sumatera Barat, di antaranya di Bukittinggi dan Pasaman.
Sejak tiga hari belakangan, terjadi antrian panjang di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Bukittinggi. Ironisnya, setiap petugas SPBU yang didatangi Haluan menyatakan pasokan mereka cukup seperti biasa.
Akibat kelangkaan premium di Bukittinggi, menyebabkan harga eceran di pinggir-pinggir jalan menjadi naik mencapai Rp7.000 per liter. Kondisi ini kontan saja membuat para pengguna premium mengeluh, dan membeli dengan keadaan terpaksa.
Salah seorang pengendara motor Feri, mempertanyakan kenapa terjadi kelangkaan premium di sekitar Bukittinggi dan Agam Timur. Dia mengakui sulitnya mendapatkan bensin sejak tiga hari lalu.
“Sudah berkeliling-keliling untuk mendapatkan satu liter bensin saja saat ini sangat sulit. Baru saya dapatkan pada pengecer itupun dengan harga Rp7.000 per liter, tapi apa dikata kita butuh tentu terpaksa dibeli,” kata Feri, Senin (4/7) ketika ditanya saat akan mengisi bensin kesalah satu SPBU di Agam Timur.
Mahalnya harga satu liter bensin dipatok oleh pengecer menurut Feri, juga sudah setimpal sebab para pengecer untuk mendapatkan bensin harus menunggu sangat lama dan harus antrian. Bahkan sampai malam hari “Disinilah para pengecer menggunakan kesempatan untuk mendapat untung, “ katanya.
Terpisah seorang pengecer Murniati mengakui, harga bensin pada pengecer memang naik, karena sulit untuk mendapatkannya. “Kita memang sampai malam hari menunggu mobil BBM itu datang di SPBU. Kita tunggi sampai dini hari sekalipun, tapi jualRp6.000-7.000 saja satu liter,” katanya
Pasokan BBM untuk masing-masing SPBU di Kota Jam Gadang dan Agam Timur tidak bertambah, padahal permintaan sangat tinggi akibat hari libur panjang sekolah dan pengunjung yang datang ke kota wisata membludak. Hal itu tentu membuat kendaraan yang datang ke kota Bukittinggi sangat banyak dan membutuhkan BBM.
Salah seorang Manajer SPBU di Gadut, Man, membenarkan jika sudah masuk masa liburan BBM jenis premium mulai berkurang. Namun, yang sangat menyolok sejak tiga hari lalu. “Pasokan kita tetap 2 tangki sehari atau sekitar 2.800 kilo liter untuk jenis bensin, dan solar satu tangki. Untuk solar tidak masalah, yang masalah hanya bensin, dan kita sudah usulkan penambahan pasokan tetapi tetap tidak ditambah,” akunya
Di Pasaman
Sejumlah SPBU di Kabupaten Pasaman juga keloangkaan premium. Bahkan dua SPBU di Kota Lubuk Sikaping sejak kemarin terlihat kosong dan tidak ada aktivitas pengisian BBM.
Salah seorang pengelola SPBU di Sawah Panjang Lubuk Sikaping Syaipul kepada Haluan kemarin menyatakan, pihaknya dari hari minggu kemarin belum ada kedatangan SPBU jenis premium, sehingga para petugas pengisian terlihat santai dan banyak yang duduk di sekitar areal SPBU.
“Biasanya tidak pernah terjadi keterlambatan BBM, barangkali kita mendapat informasi kalau BBM sekarang langka,”tukasnya.
Kekosongan BBM yang terjadi di Lubuk Sikaping membuat kecewa para pengguna BBM jenis premium, akibatnya mereka terpaksa membeli BBM eceran yang dijual dengan harga yang tinggi. Karena hal itu dimanfaatkan betul oleh para pengecer yang sudah membeli BBM menggunakan jerigen.
“Kalau tidak dibeli, terpaksa motor kita simpan di rumah pak,” kata Zulkifli yang mencoba menyambangi premium di kedai pengecer.
Salah seorang pengecer yang enggan disebut namanya menyebutkan, harga yang dijual setiap satu liter Rp6.000, karena sudah kebiasaan setiap BBM jenis premium habis di SPBU, para konsumen mencari ke pihak pengecer. “Untungnya tak seberapa sih pak, kalau antrian berapa waktu yang terpakai,”terangnya
Kelangkaan BBM akhir-akhir ini bukan saja melanda daerah Sumatera Barat, bahkan Indonesia. (h/jon/tos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar