Shutterstockilustrasi
BANGKALAN, KOMPAS.com — Brigadir Satu Eric Setiabudi, anggota polantas Sektor Sukolilo, Bangkalan, Madura, diculik dan dibunuh saat berpatroli di Jalan Petapan, Sukolilo, Senin (1/8/2011) pukul 15.00 WIB.
Wajahnya nyaris hancur, sedangkan punggungnya diterjang peluru.
Demikian diungkapkan Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Sambudi Gusdian saat dihubungi sekitar pukul 23.30 WIB.
Ia menjelaskan, polantas ber-NRP 85111450 itu diculik tiga pria—dua orang mengenakan seragam Provos Polri dan seorang mengenakan pakaian safari. Ketiga orang itu menggunakan mobil. "Mobilnya Xenia warna hitam," tutur Sambudi.
Menjelang kejadian, Eric menilang MF, pengemudi sepeda motor bernomor polisi M 34.. XX yang kini menjadi satu-satunya saksi yang melihat. Saksi pelajar itu beralamat di Larangan, Pamekasan, Madura.
Ia melihat Eric bertengkar dengan dua pria berseragam Provos lengkap dengan baret biru mereka. Lalu, ketiga pria itu memaksa Eric dengan kekerasan untuk naik ke mobil mereka.
Setelah kejadian itu, pukul 16.15 WIB, jenazah Eric ditemukan di Blegah, Bangkalan, perbatasan Sampang, dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam biru muda.
"Wajahnya nyaris hancur kena hantaman benda keras bertubi-tubi. Rahangnya pecah. Di punggungnya bersarang peluru. Senjata api yang dibawa korban hilang," kata Sambudi.
Tak jauh dari jenazah Eric, ditemukan seragam polisi atas nama Eric dan kaus kaki hitam TNI. Sambudi membenarkan mengenai dugaan bahwa Eric dibunuh teroris karena senjata apinya hilang. Oleh karena itu, Sambudi mengingatkan para Kasat Lantas yang sedang bertugas di lapangan agar melakukan patroli dengan minimal dua orang.
"Waspadai pos-pos lantas yang jauh dari rumah penduduk atau permukiman. Lengkapi diri dengan senjata api laras panjang. Adakan koordinasi dengan Kabag Operasi masing-masing saat melakukan razia Senin malam ini di setiap perbatasan kabupaten dan kota," papar Sambudi.
Ia mengingatkan agar anggotanya teliti dan waspada saat merazia. "Periksa betul barang bawaan penumpang, apakah ada indikasi mereka membawa seragam atau atribut polisi," ujar Sambudi.
Saat dihubungi, ia sedang melakukan razia di perbatasan Bangkalan.
Wajahnya nyaris hancur, sedangkan punggungnya diterjang peluru.
Ia menjelaskan, polantas ber-NRP 85111450 itu diculik tiga pria—dua orang mengenakan seragam Provos Polri dan seorang mengenakan pakaian safari. Ketiga orang itu menggunakan mobil. "Mobilnya Xenia warna hitam," tutur Sambudi.
Menjelang kejadian, Eric menilang MF, pengemudi sepeda motor bernomor polisi M 34.. XX yang kini menjadi satu-satunya saksi yang melihat. Saksi pelajar itu beralamat di Larangan, Pamekasan, Madura.
Ia melihat Eric bertengkar dengan dua pria berseragam Provos lengkap dengan baret biru mereka. Lalu, ketiga pria itu memaksa Eric dengan kekerasan untuk naik ke mobil mereka.
Setelah kejadian itu, pukul 16.15 WIB, jenazah Eric ditemukan di Blegah, Bangkalan, perbatasan Sampang, dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam biru muda.
"Wajahnya nyaris hancur kena hantaman benda keras bertubi-tubi. Rahangnya pecah. Di punggungnya bersarang peluru. Senjata api yang dibawa korban hilang," kata Sambudi.
Tak jauh dari jenazah Eric, ditemukan seragam polisi atas nama Eric dan kaus kaki hitam TNI. Sambudi membenarkan mengenai dugaan bahwa Eric dibunuh teroris karena senjata apinya hilang. Oleh karena itu, Sambudi mengingatkan para Kasat Lantas yang sedang bertugas di lapangan agar melakukan patroli dengan minimal dua orang.
"Waspadai pos-pos lantas yang jauh dari rumah penduduk atau permukiman. Lengkapi diri dengan senjata api laras panjang. Adakan koordinasi dengan Kabag Operasi masing-masing saat melakukan razia Senin malam ini di setiap perbatasan kabupaten dan kota," papar Sambudi.
Ia mengingatkan agar anggotanya teliti dan waspada saat merazia. "Periksa betul barang bawaan penumpang, apakah ada indikasi mereka membawa seragam atau atribut polisi," ujar Sambudi.
Saat dihubungi, ia sedang melakukan razia di perbatasan Bangkalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar