BUKITTINGGI, HALUAN — Walikota Bukittinggi Ismet Amzis menerima anugrah penghargaan dari Presiden RI atas keberhasilan kota yang dipimpinnya melaksanakan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (PPBN) tahun 2009/2010.
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Pertanian, DR. Suswono, MMA, di Auditorium Kementerian Pertanian RI di Jakarta Jumat (19/8) lalu.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kota Bukittinggi Hasnil Syarkawi kepada Haluan usai menerima kabar tersebut dari walikota yang tengah berada di Jakarta, Jumat (19/8) sore lalu.
Menurut Hasnil, Bukittinggi memang pantas menerima penghargaan tersebut. Pasalnya, dalam patokan nasional, program PPBN itu minimal produksi padinya lima ton per hektar per panen. Dan, kota kecil Bukittinggi nan sempit itu, ternyata mampu memproduksi padi 5,9 ton per hektare. Bukittinggi yang luasnya hanya 2.500,4 hektare, tambahnya, dan kini dihuni sekitar 117.000 jiwa penduduk, memang sangat sesak. Namun di tengah kepadatan penduduk dan di tengah kemacetan arus lalu lintas di kota wisata itu, masih terdapat areal sawah seluas 400,5 hektare.
Hasnil Syarkawi menambahkan, keberhasilan meraih penghargaan tersebut juga karena petani sangat gampang memperoleh pupuk bersubsidi. Baik yang disalurkan melalui agen resmi maupun di kios milik masyarakat.
Semuanya itu ditunjang dengan kesepakatan petani dalam mempergunakan benih padi jenis kuriak kusuik yang memang menjadi andalan masyarakat. Apalagi kuriak kusuik ini oleh Kementerian Pertanian telah diakui sebagai varietas unggul nasional. Keunggulannya, selain rasanya enak, warna putih, fisik agak panjang dibanding beras biasa, serta mempunyai rumpun padi yang besar. Artinya, jumlah batang dalam satu rumpun sangat banyak. “Hingga saat ini di Kota Bukittinggi tercatat 1.300 KK tani dan 64 kelompok tani. Seluruh kelompok tani tersebut tergabung dalam 14 Gapoktan,” tambah Hasnil Syarkawi.
Sepanjang tahun 2009/2010, Bukittinggi memproduksi padi 4.413,2 ton dari luas tanam 748 hektare dalam dua musim tanam. Artinya, tidak seluruhnya areal sawah di kota sanjai ini yang bisa ditanami padi dua kali setahun. Dari data pada Dinas Pertanian Kota Bukittinggi, hasil yang dicapai tersebut meningkat lima persen lebih dibanding tahun sebelumnya.
Walikota Ismet Amzis, yang dihubungi lewat telepon selularnya, Jumat (19/8) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor pendukung yang menyebabkan meningkatnya produksi padi tersebut. Diantaranya iklim yang sangat bersahabat, serta curah hujan yang merata dan didukung oleh irigasi yang ada. “Penghargaan ini merupakan sukses yang diraih petani Bukittinggi, sukses kita bersama serta seluruh masyarakat Kota Bukittinggi. Tidak lupa tentunya jajaran Dinas Pertanian yang secara terus menerus memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” jelasnya.
Ismet berharap, penghargaan yang diraih ini hendaknya menjadi cemeti bagi jajaran Dinas Pertanian dan masyarakat petani di Bukittinggi untuk lebih intensif, baik dalam pola tanam maupun penggunaan lahan. Selain itu, lahan yang ada sekarang haruslah dipertahankan.
Iming-iming uang banyak yang dikipaskan pengembang perumahan, jangan sampai membuat para petani tergiur dan diterima mentah-mentah begitu saja. Pertimbangkan dulu baik buruknya. Ingat, sawah itu sangat penting untuk penyediaan bahan pangan warga kota. Kecuali itu, lanjutnya, warga diimbau agar memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman sayuran, umbi-umbian dan tanaman lainnya.
Begitu juga yang punya kolam agar mengintensifkan peternakan ikannya. Karena semua itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta derajat kesehatannya sekaligus. Atau minimal untuk kebutuhan sendiri, sehingga sayuran, umbi-umbian dan ikan tidak lagi harus dibeli. (h/rdw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar