Dibaca: 226
Komentar: 0
LARANTUKA, KOMPAS.com — Imbauan dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Camat Wulanggitang mengenai kewaspadaan terhadap aktivitas gunung Lewotobi Perempuan dan Laki-laki membuat panik warga sekitar lereng gunung itu. Selama ini masyarakat tidak merasakan atau melihat ada tanda-tanda gunung dengan ketinggian 2.700 meter itu.
Kepala Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Yosep Hauler, Kamis (1/9/2011), mengatakan, masyarakat di sekitar lereng Gunung Lewotobi Perempuan dan Laki-laki mendadak panik mendengar imbauan agar mereka selalu waspada terhadap aktivitas Gunung Lewotobi.
Dua kecamatan yang berada di kaki gunung itu adalah Kecamatan Ilebura dan Kecamatan Wulanggitang. Kecamatan Ilebura berhadapan dengan Gunung Lewotobi Perempuan, sementara Kecamatan Wulanggitang berhadapan dengan Lewotobi Laki-laki.
"Warga Desa Hokeng Jaya, Wolorona, Klatanlo, Duri, Sukutukang, Boru, Depu, dan Nobo sedang panik menyusul pengumuman dari staf kecamatan Wulanggitang mengenai peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi. Kami panik dan heran karena gunung itu sedang aman-aman saja. Tidak ada tanda-tanda dia mau meletus seperti peristiwa pada tahun 1992. Saat ini, pohon-pohon di lereng gunung mati, hewan lari ke lereng gunung, dan terjadi panas yang luar biasa di sekitar gunung. Kini, gejala seperti itu tidak ada," kata Hauler.
Akibat pengumuman mengenai kewaspadaan terhadap aktivitas gunung itu, warga setempat mengurungkan sejumlah kegiatan rutin. Mereka berdiam di rumah saja, menunggu informasi lanjutan dari pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan segera mengklarifikasi informasi mengenai hal itu sehingga kewaspadaan warga tidak berlarut-larut.
Ia mengatakan, saat ini Camat Wulanggitang sedang berada di Larantuka, 60 km arah timur Lewotobi, untuk mengikuti rapat bersama Bupati Flores Timur Yoseph Herin mengenai aktivitas gunung tersebut.
"Kami ingin dengar informasi yang pasti. Kalau betul gunung itu meletus, kami butuh persiapan matang sebelum kejadian. Akan tetapi jika tidak meletus, juga segera disampaikan sehingga kami tidak hidup dalam kepanikan dan kebingungan," kata Yoseph.
Kepala Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Yosep Hauler, Kamis (1/9/2011), mengatakan, masyarakat di sekitar lereng Gunung Lewotobi Perempuan dan Laki-laki mendadak panik mendengar imbauan agar mereka selalu waspada terhadap aktivitas Gunung Lewotobi.
Dua kecamatan yang berada di kaki gunung itu adalah Kecamatan Ilebura dan Kecamatan Wulanggitang. Kecamatan Ilebura berhadapan dengan Gunung Lewotobi Perempuan, sementara Kecamatan Wulanggitang berhadapan dengan Lewotobi Laki-laki.
"Warga Desa Hokeng Jaya, Wolorona, Klatanlo, Duri, Sukutukang, Boru, Depu, dan Nobo sedang panik menyusul pengumuman dari staf kecamatan Wulanggitang mengenai peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi. Kami panik dan heran karena gunung itu sedang aman-aman saja. Tidak ada tanda-tanda dia mau meletus seperti peristiwa pada tahun 1992. Saat ini, pohon-pohon di lereng gunung mati, hewan lari ke lereng gunung, dan terjadi panas yang luar biasa di sekitar gunung. Kini, gejala seperti itu tidak ada," kata Hauler.
Akibat pengumuman mengenai kewaspadaan terhadap aktivitas gunung itu, warga setempat mengurungkan sejumlah kegiatan rutin. Mereka berdiam di rumah saja, menunggu informasi lanjutan dari pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan segera mengklarifikasi informasi mengenai hal itu sehingga kewaspadaan warga tidak berlarut-larut.
Ia mengatakan, saat ini Camat Wulanggitang sedang berada di Larantuka, 60 km arah timur Lewotobi, untuk mengikuti rapat bersama Bupati Flores Timur Yoseph Herin mengenai aktivitas gunung tersebut.
"Kami ingin dengar informasi yang pasti. Kalau betul gunung itu meletus, kami butuh persiapan matang sebelum kejadian. Akan tetapi jika tidak meletus, juga segera disampaikan sehingga kami tidak hidup dalam kepanikan dan kebingungan," kata Yoseph.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar