PADANG, KOMPAS.com--Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Barat akan menggelar Pentas Budaya Petani dalam rangkaian peringatan Hari Tani Nasional ke-51 pada 24 September 2011.
"Pentas Budaya Petani akan digelar di Taman Budaya Sumbar di Jalan Diponegoro Padang pada 24 September 2011 mulai pukul 09.00 WIB," jelas ketua pelaksana peringatan Hari Tani Nasional Sukardi Bendang di Padang, Senin.
Ia mengatakan, acara tersebut akan mengangkat tema revitalisasi budaya pertanian berbasis lokal untuk kesejahteraan masyarakat di Sumbar. Tujuannya adalah untuk membangun pemahaman tentang revitalisasi budaya pertanian berbasis lokal ke berbagai pihak untuk kedaulatan pangan di daerah itu.
Ia menjelaskan, Pentas Budaya Petani dilatarbelakangi oleh pertanian sebagai sektor vital di Sumbar baik secara ekonomi, sosial maupun kultural.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumbar 2010, sebanyak 60,8 persen dari 4,8 juta lebih penduduk di daerah itu hidup di sektor pertanian dan budi daya pangan, terutama padi sebagai penopang utama.
Meski produksi beras di Sumbar sejak 2007 hingga 2011 terus mengalami peningkatan, namun produksi beras secara nasional justru mengalami penurunan.
Pada 2007 produksi beras di Sumbar sebesar 1,93 juta ton, meningkat menjadi 1,96 juta ton pada 2008 dan meningkat lagi pada 2009 menjadi 2,1 juta ton serta pada 2010 sebesar 2,21 ton. Untuk 2011 ditargetkan sebesar 2,26 juta ton.
Sementara surplus secara nasional menurun dari 6,7 persen pada 2009 menjadi 1,17 persen pada 2010.
Di sisi lain, dalam konteks yang lebih praktis terutama di dalam masyarakat adat Minangkabau hidup sistem pengolahan pertanian yang menjamin kedaulatan atas pangan baik itu dalam konteks penataan lahan proses produksi, distribusi maupun konsumsi.
Praktik-praktik lokal tersebut secara lebih luas telah menopang Indonesia selama ini sebagai negara agraris dan salah satu lumbung pangan dunia.
Namun sayangnya kebijakan pertanian yang dijalankan terutama sejak rezim Orde Baru menggunakan pendekatan lain dalam sektor pertanian, yaitu lebih ditopang oleh pertanian berbasis modal besar, katanya.
"Acara itu juga diharapkan dapat menggalang dukungan pemerintah dan para pihak terhadap pembangunan pertanian berbasis lokal," tambah Sukardi.
Dalam acara tersebut nantinya akan ditampilkan bentuk kegiatan seperti orasi budaya, teaterikal dan diskusi interaktif yang memunculkan pandangan yang sama terhadap kondisi pertanian hari ini dan harapan di masa datang.
Nantinya acara Pentas Budaya Petani tersebut melibatkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Q-Bar, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) serta Pemerintah Provinsi Sumbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar