BATUSANGKAR,Sebanyak 7.000 batang bibit tanaman yang terdiri dari durian, mahoni, sukun, pinang, gaharu, petai, bayua dan pulai, telah ditanam pada tiga lokasi rawan longsor sebagai upaya menjaga keawetan tanah di selingkar Danau Singkarak dari abrasi serta bahaya longsor.
Kegiatan reboisasi itu dilakukan, Rabu (30/11), oleh anggota Karang Taruna Sabaleh Suku Nagari Guguak Malalo dengan mahasiswa Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok.
Hamidil Datuak Pisang, selaku ketua pelaksana penghijauan tersebut kepada Haluan, mengatakan, lahan yang diketahui cukup rawan terhadap bahaya longsor tersebut adalah Bukik Anduriang di wilayah Nagari Duo Koto Malalo, terletak pada pantai barat Danau Singkarak, yang juga pernah mengalami musibah banjir bandang yang menelan korban jiwa beberapa tahun silam.
“Kita berusaha, sejumlah lahan yang sudah terlihat gundul, secepatnya dilakukan penanaman kembali dengan bibit tanaman yang bisa mendatangkan hasil, seperti durian, gaharu dan lainnya,” tutur Datuak Pisang.
Hamparan lahan di daerah Sawah Padang Baiang Malalu, juga sangat dikhawatirkan akan mudah terkikis erosi, karena lokasi itu sudah terlihat gundul dan telah dilakukan penanaman dengan berbagai bibit pohon pada acara penghijauan kali ini.
Pada acara penutupan pelaksanaan reboisasi tersebut di Bukik Guguak Malalo, Rabu (30/11), Rektor UMMY Solok Elfi Sahlan didampingi Purek III Jhon Hendri mengemukakan, kerja sama mahasiswa dengan anggota Karang Taruna ini dapat memberikan keuntungan bagi masa depan warga Guguak Malalo.
Sementara Bupati Tanah Datar diwakili Kepala Dinas Taskin N Dt Panduko menyebutkan, lahan tandus yang telah dihijaukan dengan penanaman sejuta pohon kali ini, akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masa depan warga yang bermukim di wilayah Nagari Guguak Malalo. (h/emz)HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar