kompas.com
Ilustrasi
BANDA ACEH - Keterlaluan, beralasan karena kamar penuh, rumah sakit ini menolak seorang pasien yang akan melahirkan. Walhasil ibu muda ini berakhir dengan melahirkan bayinya di becak motor.
Yuslaini (26) terpaksa melahirkan di becak motor ketika dalam perjalanan mencari bidan terdekat setelah tak mendapatkan tempat di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Banda Aceh, kawasan Blangpadang.
Yuslaini adalah warga Alue Deah Teungoh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Karena sudah ada tanda-tanda akan melahirkan, pada Jumat (25/11) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, dia bergegas ke RSIA dengan menumpang becak motor adik iparnya, Iwan (34). Perjalanan itu disertai juga istri Iwan, Mairiah (27).
Sesampai di RSIA, Yuslaini sempat ditangani petugas medis UGD. Waktu itu, menurut keterangan petugas UGD RSIA, kondisi Yuslaini sudah ‘buka empat’. “Tiba-tiba seorang petugas UGD bilang tidak ada kamar dan dipersilakan mencari rumah sakit lain,” kata Yulisma (33), suami Yuslaini kepada Serambi, Jumat (25/11).
Dengan perasaan kecewa, Iwan bersama istrinya memapah Yuslaini yang sudah kepayahan itu, ke becak untuk mencari rumah sakit atau bidan terdekat. Iwan mengarahkan becaknya ke Ulee Lheue dengan harapan bisa mendapatkan pertolongan.
Namun sesampai di depan RRI Banda Aceh, masih di sekitar kawasan Blangpadang, Yuslaini mengatakan janinnya mau keluar. Ketika diperiksa oleh istri Iwan, ternyata kepala bayi sudah terlihat. Iwan pun bergegas mengarahkan kembali becaknya ke RSIA.
Sesampai di depan rumah sakit tersebut, Yuslaini pun melahirkan di atas becak dengan dibantu oleh istri Iwan. Tak lama kemudian seorang dokter piket datang membantu. “Dokter itu marah-marah dengan perawat ketika mengetahui kami sempat ditolak dengan alasan tidak ada kamar. Dokter itu minta maaf kepada keluarga saya. Saat itu kami baru dapat kamar,” kata Yulisma.
Anak kedua Yuslima yang lahir di atas becak pada dini hari itu berjenis kelamin perempuan dengan berat 1.800 gram. Meski akhirnya mendapatkan pelayanan, namun Yulisma tetap kecewa dengan sikap petugas medis di rumah sakit tersebut yang masih menyuruh mereka mencari rumah sakit lain padahal kondisi istrinya sudah buka empat.
Kamar penuh
Direktur RSIA, dr Rusdi yang dimintai tanggapannya melalui telepon oleh Serambi, Jumat (25/11) siang membenarkan malam itu pasien bernama Yuslaini tidak bisa tinggal dan menginap di RSIA lantaran saat itu kamar bersalin yang berisi 8 tempat tidur sedang penuh.
Menurut Rusdi, saat diperiksa oleh petugas medis yang piket pagi itu, usia kandungan Yuslaini diprediksi 37 atau 38 minggu. Yuslaini sendiri masih sanksi dengan usia kandungannya saat pemeriksaan terakhir.
“Menurut hasil pemeriksaan pagi itu, bukaan 3-4. Makanya petugas piket mengatakan kepada keluarga pasien bahwa kamar saat itu sedang penuh, jadi Yuslaini tidak bisa tinggal,” kata Rusdi mengutip laporan tim yang menangani Yuslaini pagi itu.
Masih menurut Rusdi dengan mengutip keterangan petugas piket, keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit lain. “Tetapi akirnya dengan kejadian itu kami mengambil kebijakan menginapkan pasien di ruangan yang ada untuk perawatan,” kata dr Rusdi.(c47)
Editor : nani
Sumber : Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar