JAKARTA,Komunitas perantau Minang seantero dunia yang tergabung dalam rantaunet, mulai mempertanyakan aktivitas Gebu Minang dengan 500 orang pengurusnya itu, pascaketerpilihan Juli lalu.
Pertanyaan ini muncul saat terjadinya banjir bandang di Pesisir Selatan beberapa waktu lalu. “Kok ndak ada ya, gerakan Gebu Minang untuk membantu sanak saudara di kampung dengan cara menghimpun donasi dan kebutuhan lainnya,” kata salah seorang anggota komunitas dalam milis Gebu Minang.
Menurut milis itu yang pernah tampil beberapa waktu lalu pula, dalam pidato pengukuhan Pengurus Gebu Minang, 12 Oktober lalu, Ketua Umum Gebu Minang Ermansyah Jamin mengatakan, Pengurus Gebu Minang akan turun ke ranah secara langsung pada saat keadaan darurat, misalnya pada saat terjadinya bencana alam. Tetapi, sejauh ini, memang belum terdengar Gebu Minang turun ke Pesisir Selatan untuk membantu sanak keluarga yang tengah tertimpa musibah banjir bandang beberapa waktu lalu.
Dari rantau, gerakan untuk membantu meringankan kondisi korban banjir bandang, salah satunya dilakukan oleh Masyarakat Peduli Pariwisata Sumatra Barat (MAPPAS), yang dikoordinasikan oleh Ketua Umumnya Nuraini B. Prapdanu, Sekjen Dedi Yusmen, Wakil Bendagara Umum Ebby, dan Direktur MAPPAS Wilayah Wilayah II, Rizky Sikumbang.
Selain uang yang mencapai Rp4,5 juta, MAPPAS juga berhasil menghimpun bantuan selimut, seprai, dan sandang lainnya sebanyak lima karung. “Meski kita lebih fokus ke masalah pariwisata, namun hal-hal yang menyangkut kemanusiaan kami juga tak bisa berlepas tangan,” kata Nur’aini. (h/sal)(haluan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar