PADANG, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tak terima dengan pernyataan Pimpinan Al Haram, Herman yang menyebutkan dirinya dan rombongan hanya membayar separuh biaya umrah. Sebagai buktinya, dapat dilihat dari rekap kwitansi yang ditandatangani istri Herman, Nofianty.
“Saya selalu membantah kalau saya membayar tak penuh untuk pergi umrah dengan Al-Haram. Dan sebagai buktinya saya punya kwitansi. Dan inilah kwitansi itu,” terang Irwan Prayitno kepada Haluan Jumat (2/12), di Padang sambil menunjukkan kwitansi. Dikatakan, pihaknya sangat paham kalau seorang pejabat negara dapat dijerat aturan gratifikasi kalau menerima sesuatu dari pihak dalam bentuk apapun juga. Karena itu, ketika dulu Herman menawarkan padanya untuk umrah secara gratis, dengan tegas ditolaknya.
Dalam rekap kwitansi yang diperlihatkan Irwan, tertera jumlah Rp28,2 juta untuk pembayaran harga tiket 2 orang, handling airportax 2 orang dan tambah kamar 2 orang bersama istrinya Nevy Irwan Prayitno. Kwitansi ini ditandatangani istri Herman, Nofianty.
Secara terperinci, pada kwitansi lain atas nama Irwan Prayitno yang ditandatangi staf Al Haram bernama Efrizal, tertera angka Rp27 juta untuk pembayaran paket umrah 10 hari dan biaya tambah kamar atas nama Irwan dan Nevy serta kwitansi lainnya Rp1,2 juta untuk pembayaran handling dan airportax juga atas nama Irwan dan Nevy.
Selain itu, Irwan juga memperlihatkan bukti kwitansi milik ajudan Gubernur Sumbar, Rafky Pratama senilai Rp14,1 juta dengan rincian paket umrah Rp13,5 juta dan handling airportax Rp600 ribu dan kwitansi lain milik anggota rombongannya. Ada lagi bukti kwitansi lain, yaitu pembayaran tiket penerbangan Batavia Air senilai 450 US Dollar.
“Jadi selama ini saya tidak asal bicara atau sekedar membela diri, tetapi saya memang benar-benar memiliki bukti kwitansi pembayarannya,” tegas Irwan.
Hal senada diungkapkan Nevy Irwan Prayitno saat menghadiri acara Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Ruang Terbuka Hijau di Agam Jumat (2/12). Istri orang nomor satu di Sumbar ini membantah bahwa berangkat umrah dengan Al Haram hanya membayar sebagian saja.
Untuk membuktikannya, dia dan suami menyatakan siap hadir di persidangan kasus ini. Dan dia juga berharap, rumor ini bukanlah salah satu politik yang akan menjatuhkan nama baik suaminya.
Wanita ini mengatakan mereka sama seperti jamaah yang lainnya, mengikuti prosedur yang berlaku dan mendapatkan fasilitas yang sama, tidak ada pengistimewaan karena jabatan yang disandang.
Dikatakan, dia pernah mendengar kasus Al Haram yang mengecewakan jamaahnya. Namun Ketua PKK Sumbar ini mengira Al Haram telah berubah dan memperbaiki manajemennya. Tetapi nyatanya ia harus kecewa. (h/vie/win)
HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar