FOTO:Reuters
Jakarta - Laga antara Manchester United vs Athletic Bilbao mungkin membuka mata banyak orang mengenai sosok Marcelo Bielsa. Banyak yang menyebutnya 'El Loco' alias 'Si Gila'. Sementara pemainnya menyebut, dia hidup untuk sepakbola.
Salah satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan Bielsa adalah: teliti. Ya, seperti kebanyakan pelatih yang gila taktik dan gemar membuat pakem atau strategi yang tak lazim, Bielsa dikenal suka memperhatikan timnya--dan juga tim lawan tentunya--dengan rinci. Cerita umum mengenai dirinya adalah dia punya ribuan koleksi video sepakbola untuk disaksikan.
Saking telitinya, dia sampai harus mengetahui panjang dan lebar lapangan yang akan menjadi arena tempat timnya bermain atau prakiraan cuaca sebelum pertandingan. Andai prakiraan cuaca menyebut hujan bakal turun, maka ia akan melatih para pemainnya dalam kondisi lapangan basah. Tak heran kalau ia kemudian dijuluki 'Si Gila'.
Bielsa lama tidak menangani sebuah klub. Waktunya selama satu dekade terakhir banyak dihabiskan untuk membesut tim nasional negaranya sendiri, Argentina, dan Chile. Sebelum menjadi peracik taktik dan strategi untuk Athletic Bilbao, klub terakhir yang mempekerjakannya adalah Espanyol pada tahun 1998. Bilbao mendapatkan berkah ketika dia mengangguk setuju untuk menjadi pelatih.
Yang paling pertama terjadi adalah Bilbao harus beradaptasi dengan pakem Bielsa. Bagi Bielsa, bisa jadi ini bukan perkara mudah. Pertama, Bilbao punya kebijakan hanya memainkan pemain-pemain berdarah Basque sehingga Bielsa tak bisa membawa pemain yang benar-benar paham filosofi permainannya. Kedua, Bilbao adalah tim yang tidak terbiasa bermain bola-bola pendek dan memenangi ball possession.
Pada Piala Dunia 2010 lalu, taktik tersebut diperlihatkannya bersama Chile. Situs taktik Zonal Markingmenyebut, ia gemar memakai formasi 3-4-3 atau 3-3-1-3, yang mana ia praktikkan juga untuk Chile. Alexis Sanchez dkk. meraih dua kemenangan dalam fase grup, atas Honduras dan Swiss, sebelum akhirnya bertemu dengan Spanyol. Dalam laga tersebut, Chile kehilangan satu orang pemain setelah Marco Estrada dikartu merah. Namun, gilanya, Bielsa tetap ngotot bermain menyerang. Hasilnya, mereka kalah tipis 1-2.
Dengan mempraktikkan pola serupa kepada Bilbao, perjalanan Bielsa tak bisa dibilang mulus. Bielsa dan timnya sempat merasakan derita lima laga beruntun tanpa pernah meraih kemenangan di pekan-pekan awal La Liga. Kemenangan itu baru datang di bulan Oktober, ketika mereka bertandang ke markas Real Sociedad, di mana mereka unggul tipis 2-1. Cerita berlalu, dan kini Bilbao sudah duduk di posisi lima klasemen sementara.
Apa yang ditunjukkan Bilbao di Old Trafford, Jumat (9/3/2012) dinihari WIB, kurang lebih adalah pengejawantahan dari filosofi Bielsa. Los Leones bermain operan-operan pendek, memasang garis lini belakang tinggi sehingga posisi para bek sedikit lebih maju, dan melakukan tekanan di setiap sisi lapangan. Hasilnya? Bilbao tercatat memenangi ball possession hingga 55%, melepaskan 22 tembakan, dan 14 di antaranya berstatus on target. Beberapa di antaranya kemudian gagal lantaran David De Gea piawai dalam menepis bola.
Pada awal Oktober 2011 lalu, Michael Cox, penulis untuk Zonal Marking, juga pernah menyebut bahwa Iker Muniain akan menjadi salah satu kunci permainan Bielsa. Ini kemudian terlihat dalam laga melawan 'Setan Merah' tersebut. Ia juga menyinggung bagaimana kelugasan dan ke-serba-bisaan Oscar de Marcos dalam menghubungkan lini tengah dan belakang bakal menjadi keunggulan. Dalam laga melawan MU, Muniain dan De Marcos, bersama Fernando Llorente, masing-masing menyumbang satu gol dan entah berapa kali Muniain mengancam gawang De Gea.
Dengan segala kecermatan yang dimilikinya, wajar kalau kemudian para penggila taktik mengidolakannya. Bahkan Pep Guardiola pun pernah berdiskusi dengannya. Tak heran juga kalau kemudian julukan 'Si Gila' itu kian lekat dengannya. Intensnya sesi latihan para pemain Bilbao pun terdengar sampai keluar, bagaimana Bielsa kerap meneriaki pemainnya yang berbuat salah. Bilbao yang tadinya adalah tim yang gemar bermain bola panjang dimintanya untuk tidak lagi "takut terhadap bola". Guardiola pernah memaparkan Bilbao-nya Bielsa dengan kalimat demikian, "Mereka semua berlari naik. Turun. Naik lagi. Turun lagi! Mereka luar biasa."
Tapi, tak ada yang benar-benar tahu seperti apa rasanya ditangani oleh Bielsa sampai akhirnya Muniain mengungkapkannya. Pemaparan pemain berusia 19 tahun itu kemudian ditulis Sid Lowe, salah seorang kolumnis sepakbola asal Inggris yang berbasis di Spanyol, dalam tulisannya di Guardian.
Ketika ditanya apakah Bielsa segila seperti yang digambarkan orang-orang, Muniain menjawab, "Tidak. Dia lebih gila lagi."
Gelandang Bilbao, Javi Martinez, bahkan menggambarkannya dengan kata insane (sinting) ketika dirinya baru bisa meninggalkan lapangan latihan sampai menit-menit terakhir sesi. Sementara itu, Llorente mendeskripsikannya dengan kata-kata yang lebih berbau puitis, "Dia hidup untuk sepakbola."
( roz / krs )http://sport.detik.com
Salah satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan Bielsa adalah: teliti. Ya, seperti kebanyakan pelatih yang gila taktik dan gemar membuat pakem atau strategi yang tak lazim, Bielsa dikenal suka memperhatikan timnya--dan juga tim lawan tentunya--dengan rinci. Cerita umum mengenai dirinya adalah dia punya ribuan koleksi video sepakbola untuk disaksikan.
Saking telitinya, dia sampai harus mengetahui panjang dan lebar lapangan yang akan menjadi arena tempat timnya bermain atau prakiraan cuaca sebelum pertandingan. Andai prakiraan cuaca menyebut hujan bakal turun, maka ia akan melatih para pemainnya dalam kondisi lapangan basah. Tak heran kalau ia kemudian dijuluki 'Si Gila'.
Bielsa lama tidak menangani sebuah klub. Waktunya selama satu dekade terakhir banyak dihabiskan untuk membesut tim nasional negaranya sendiri, Argentina, dan Chile. Sebelum menjadi peracik taktik dan strategi untuk Athletic Bilbao, klub terakhir yang mempekerjakannya adalah Espanyol pada tahun 1998. Bilbao mendapatkan berkah ketika dia mengangguk setuju untuk menjadi pelatih.
Yang paling pertama terjadi adalah Bilbao harus beradaptasi dengan pakem Bielsa. Bagi Bielsa, bisa jadi ini bukan perkara mudah. Pertama, Bilbao punya kebijakan hanya memainkan pemain-pemain berdarah Basque sehingga Bielsa tak bisa membawa pemain yang benar-benar paham filosofi permainannya. Kedua, Bilbao adalah tim yang tidak terbiasa bermain bola-bola pendek dan memenangi ball possession.
Pada Piala Dunia 2010 lalu, taktik tersebut diperlihatkannya bersama Chile. Situs taktik Zonal Markingmenyebut, ia gemar memakai formasi 3-4-3 atau 3-3-1-3, yang mana ia praktikkan juga untuk Chile. Alexis Sanchez dkk. meraih dua kemenangan dalam fase grup, atas Honduras dan Swiss, sebelum akhirnya bertemu dengan Spanyol. Dalam laga tersebut, Chile kehilangan satu orang pemain setelah Marco Estrada dikartu merah. Namun, gilanya, Bielsa tetap ngotot bermain menyerang. Hasilnya, mereka kalah tipis 1-2.
Dengan mempraktikkan pola serupa kepada Bilbao, perjalanan Bielsa tak bisa dibilang mulus. Bielsa dan timnya sempat merasakan derita lima laga beruntun tanpa pernah meraih kemenangan di pekan-pekan awal La Liga. Kemenangan itu baru datang di bulan Oktober, ketika mereka bertandang ke markas Real Sociedad, di mana mereka unggul tipis 2-1. Cerita berlalu, dan kini Bilbao sudah duduk di posisi lima klasemen sementara.
Apa yang ditunjukkan Bilbao di Old Trafford, Jumat (9/3/2012) dinihari WIB, kurang lebih adalah pengejawantahan dari filosofi Bielsa. Los Leones bermain operan-operan pendek, memasang garis lini belakang tinggi sehingga posisi para bek sedikit lebih maju, dan melakukan tekanan di setiap sisi lapangan. Hasilnya? Bilbao tercatat memenangi ball possession hingga 55%, melepaskan 22 tembakan, dan 14 di antaranya berstatus on target. Beberapa di antaranya kemudian gagal lantaran David De Gea piawai dalam menepis bola.
Pada awal Oktober 2011 lalu, Michael Cox, penulis untuk Zonal Marking, juga pernah menyebut bahwa Iker Muniain akan menjadi salah satu kunci permainan Bielsa. Ini kemudian terlihat dalam laga melawan 'Setan Merah' tersebut. Ia juga menyinggung bagaimana kelugasan dan ke-serba-bisaan Oscar de Marcos dalam menghubungkan lini tengah dan belakang bakal menjadi keunggulan. Dalam laga melawan MU, Muniain dan De Marcos, bersama Fernando Llorente, masing-masing menyumbang satu gol dan entah berapa kali Muniain mengancam gawang De Gea.
Dengan segala kecermatan yang dimilikinya, wajar kalau kemudian para penggila taktik mengidolakannya. Bahkan Pep Guardiola pun pernah berdiskusi dengannya. Tak heran juga kalau kemudian julukan 'Si Gila' itu kian lekat dengannya. Intensnya sesi latihan para pemain Bilbao pun terdengar sampai keluar, bagaimana Bielsa kerap meneriaki pemainnya yang berbuat salah. Bilbao yang tadinya adalah tim yang gemar bermain bola panjang dimintanya untuk tidak lagi "takut terhadap bola". Guardiola pernah memaparkan Bilbao-nya Bielsa dengan kalimat demikian, "Mereka semua berlari naik. Turun. Naik lagi. Turun lagi! Mereka luar biasa."
Tapi, tak ada yang benar-benar tahu seperti apa rasanya ditangani oleh Bielsa sampai akhirnya Muniain mengungkapkannya. Pemaparan pemain berusia 19 tahun itu kemudian ditulis Sid Lowe, salah seorang kolumnis sepakbola asal Inggris yang berbasis di Spanyol, dalam tulisannya di Guardian.
Ketika ditanya apakah Bielsa segila seperti yang digambarkan orang-orang, Muniain menjawab, "Tidak. Dia lebih gila lagi."
Gelandang Bilbao, Javi Martinez, bahkan menggambarkannya dengan kata insane (sinting) ketika dirinya baru bisa meninggalkan lapangan latihan sampai menit-menit terakhir sesi. Sementara itu, Llorente mendeskripsikannya dengan kata-kata yang lebih berbau puitis, "Dia hidup untuk sepakbola."
( roz / krs )http://sport.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar