Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) perwakilan Yogyakarta yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kasiyarno, membantah menerima paket wisata dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, supaya meredam aksi demonstrasi mahasiswa terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Saya dan rektor perguruan tinggi swasta se-Yogyakarta tidak ada yang menerima dana dan paket wisata itu," kata Kasiyarno saat ditemuiVIVAnews di kampusnya, Senin 19 Maret 2012.
Ia malah tidak mengetahui dan merasa tidak diundang dalam pertemuan antara para rektor dan Mendikbud, Menteri Koordinator Perekonomian, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan pada Kamis pekan lalu mengenai sosialisasi kebijakan kenaikan harga BBM. "Tidak ada satu pun rektor dari perguruan tinggi swasta yang menghadiri itu," ujarnya.
Menurut Kasiyarno, semestinya dia diundang, namun tidak mendapatkan undangan pertemuan tersebut dari Mendikbud. "Kalau itu betul, itu adalah sikap yang tidak benar," katanya. "Saya kira perguruan tinggi punya sikap sendiri-sendiri, tidak bisa disuap, misalnya dikasih uang untuk mendukung dan sebagainya, itu tidak mungkin."
Ia menambahkan, kalau hal tersebut terjadi, APTISI akan menolak praktik semacam itu. "Itu sama saja intervensi terhadap kampus dan kami tidak mau hal seperti itu," ujarnya.
Isu yang beredar, rektor perguruan tinggi yang menerima terdiri atas 12 rektor di Jakarta. Selain itu, Jawa Barat ada 12 rektor, di Jawa Tengah 6 rektor, Jawa Timur 8 rektor, dan Yogyakarta 6 rektor serta beberapa rektor di daerah lainnya di Indonesia.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Musa Asy'arie, melalui pesan pendeknya kepadaVIVAnews mengaku tidak menerima paket tersebut dan tidak mendapatkan undangan dari Mendikbud. "Wah, tidak ada itu. Saya tidak pernah dapat undangan, apalagi tawaran paket wisata," kata dia.
Sementara itu, Rektor UGM Yogyakarta, Sudjarwadi, saat dihubungi VIVAnews berkali-kali tidak mejawab. Saat berusaha dikonfirmasi via pesan singkat, juga tidak ada balasan.
Kemarin, M Nuh membantah pemerintah membungkam aksi protes mahasiswa terhadap rencana kenaikan harga BBM dengan memberikan paket wisata tiap rektor senilai Rp300 juta. Bahkan, angka Rp300 juta bagi M Nuh dinilai sangat kecil.
Dia pun menantang siapa yang menghembuskan isu itu untuk duduk bersama. "Sama sekali tidak benar dan tidak dibenarkan. Info yang masuk ke saya, Pak Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang menyiapkan itu untuk meredam, saya yakin tidak," kata Nuh. (art)
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Musa Asy'arie, melalui pesan pendeknya kepadaVIVAnews mengaku tidak menerima paket tersebut dan tidak mendapatkan undangan dari Mendikbud. "Wah, tidak ada itu. Saya tidak pernah dapat undangan, apalagi tawaran paket wisata," kata dia.
Sementara itu, Rektor UGM Yogyakarta, Sudjarwadi, saat dihubungi VIVAnews berkali-kali tidak mejawab. Saat berusaha dikonfirmasi via pesan singkat, juga tidak ada balasan.
Kemarin, M Nuh membantah pemerintah membungkam aksi protes mahasiswa terhadap rencana kenaikan harga BBM dengan memberikan paket wisata tiap rektor senilai Rp300 juta. Bahkan, angka Rp300 juta bagi M Nuh dinilai sangat kecil.
Dia pun menantang siapa yang menghembuskan isu itu untuk duduk bersama. "Sama sekali tidak benar dan tidak dibenarkan. Info yang masuk ke saya, Pak Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang menyiapkan itu untuk meredam, saya yakin tidak," kata Nuh. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar