Kabut pagi menyapa perjalanan nan berliku saat menuruni Kelok 44 di Maninjau, Kabupaten Agam. Pantulan sinar matahari pagi mempercantik permukaan Danau Maninjau yang terlihat begitu tenang dari dataran tinggi kelok 31.
Dinding-dinding terjal perbukitan yang mengelilingi tepian danau menambah kesan eksotik. Danau yang berjarak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam ini merupakan danau vulkanik di ketinggial 461,50 meter di atas permukaan laut. Dari Kota Padang, perjalanan bisa ditempuh sekitar tiga jam.
Luas Maninjau sekitar 99,5 km persegi dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Legenda setempat menyebutkan cekungan danau terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau. Hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Dari legenda di Ranah Minang juga disebutkan, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km persegi.
Sebagai lokasi wisata air, memang belum banyak fasilitas yang dihadirkan di danau terbesar kedua di Sumbar ini. Namun yang ingin berolahraga sambil berwisata, beberapa penduduk kini membangun usaha penyewaan sepeda. Cukup membayar sekitar Rp20 ribu, pengunjung bisa menyewa sepeda gunung untuk memulai petualangan mengelilingi danau. Turis mancanegara kerap menggunakan jasa ini untuk memenuhi keinginannya mengelilingi danau.
Setelah penat bersepeda, kolam pemandian air panas di Kecamatan Tanjung Sani, akan menyegarkan kembali tubuh setelah seharian bersepeda mengelilingi danau. Lokasi pemandian ini masih alami. Siapa pun bisa menikmati kolam kecil yang terletak di pinggir jalan raya Maninjau.
Di malam hari, Maninjau terasa ‘kian hangat’ meski cuaca dinginnya menusuk tulang. Sejumlah cafe akan menawarkan aneka minuman dan makanan ala Eropa, atau sekadar minum segelas kopi.(h/rivo septi andries/vvn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar