Foto 2 TKI yang diduga korban penjualan organ tubuh di Malaysia (Antara/Ahmad Subaidi)
Tahun lalu, Bangladesh mengaku warganya menjadi korban perdagangan organ di Malaysia.
Kasus dugaan perdagangan organ tubuh tiga TKI yang tewas di Malaysia mengemuka beberapa hari belakangan. Ternyata ini bukan kali pertama Malaysia tersandung masalah serupa. Akibatnya, Malaysia dimasukkan ke daftar jalur sindikat internasional perdagangan organ ilegal.
Kantor berita Bernama pada 2011 melaporkan, pemerintah Bangladesh tahun lalu pernah meminta Malaysia untuk menyelidiki berbagai kasus perdagangan organ yang melibatkan warganya. Menurut Bangladesh, banyak warga miskin di negara mereka diterbangkan ke beberapa tempat di Malaysia untuk diambil organnya, terutama ginjal.
Kepala polisi distrik Joypurat, Mozammel Haqque, mengatakan untuk setiap ginjal, warga miskin dibayar sekitar US$2.000-3.000. Diduga, organ tubuh yang dikeluarkan di Malaysia akan diperdagangkan di beberapa negara Asia Tenggara. Delapan orang ditahan terkait kasus ini.
Kepala polisi distrik Joypurat, Mozammel Haqque, mengatakan untuk setiap ginjal, warga miskin dibayar sekitar US$2.000-3.000. Diduga, organ tubuh yang dikeluarkan di Malaysia akan diperdagangkan di beberapa negara Asia Tenggara. Delapan orang ditahan terkait kasus ini.
Akibat kasus tersebut, Bangladesh juga memasukkan Malaysia ke daftar jalur sindikat internasional perdagangan organ tubuh yang harus diawasi. Menurut laporan kepolisian Bangladesh, terdapat beberapa rumah sakit terkenal di ibukota dan kota-kota besar Malaysia yang terlibat perdagangan haram ini.
Aegile Fernandez, direktur program di LSM pelindung tenaga kerja wanita Malaysia, Tenaganita, mengatakan bahwa kasus ini telah terjadi pada 2009. Tenaganita, ujarnya, telah melaporkan ke polisi dan pemerintah, tapi dua pihak ini membantah adanya kasus tersebut.
"Pada 2009, saya menerima laporan adanya organ yang diperjualkan di Johor, terhubung dengan jaringan di Indonesia dan Singapura, segitiga yang menjadi titik panas aktivitas ini dijalankan," kata Fernandez, dikutip dari Free Malaysia Today, Maret 2012.
Reuters membenarkan bahwa Malaysia adalah salah satu negara penjual ginjal dari Bangladesh. Kantor berita ini menuliskan, para penjual biasanya berlagak seperti kawan atau kerabat untuk memancing korban, yang kebanyakan warga miskin. Mereka lalu dioperasi di Malaysia, Singapura atau India.
"Jika memang ini terjadi di bawah pengawasan kami, maka akan sangat memalukan. Malaysia tidak boleh menjadi tempat transit penjualan organ tubuh ilegal. Jangan sampai kita disamakan dengan China dan India dalam kasus ini," kata Presiden Asosiasi Konsumen Subang dan Shah Alam, Jacob George kepada Free Malaysia Today.
Aegile Fernandez, direktur program di LSM pelindung tenaga kerja wanita Malaysia, Tenaganita, mengatakan bahwa kasus ini telah terjadi pada 2009. Tenaganita, ujarnya, telah melaporkan ke polisi dan pemerintah, tapi dua pihak ini membantah adanya kasus tersebut.
"Pada 2009, saya menerima laporan adanya organ yang diperjualkan di Johor, terhubung dengan jaringan di Indonesia dan Singapura, segitiga yang menjadi titik panas aktivitas ini dijalankan," kata Fernandez, dikutip dari Free Malaysia Today, Maret 2012.
Reuters membenarkan bahwa Malaysia adalah salah satu negara penjual ginjal dari Bangladesh. Kantor berita ini menuliskan, para penjual biasanya berlagak seperti kawan atau kerabat untuk memancing korban, yang kebanyakan warga miskin. Mereka lalu dioperasi di Malaysia, Singapura atau India.
"Jika memang ini terjadi di bawah pengawasan kami, maka akan sangat memalukan. Malaysia tidak boleh menjadi tempat transit penjualan organ tubuh ilegal. Jangan sampai kita disamakan dengan China dan India dalam kasus ini," kata Presiden Asosiasi Konsumen Subang dan Shah Alam, Jacob George kepada Free Malaysia Today.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar