KOMPAS IMAGES/NI LUH MADE PERTIWI F
Pantai Kerewee di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pasir putih dan air yang jernih, pantai Kerewe'e harus masuk dalam rencana perjalanan saat pelesir ke Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.
Tak sekadar keelokan pantainya yang bersih. Melainkan airnya yang cenderung tenang, cocok untuk tempat berenang. Di bulan-bulan tertentu, mulai dari Mei sampai September, gelombang di pantai Kerewe'e bisa sangat tinggi. Oleh karena itu, peselancar asing juga biasa berselancar di pantai ini.
Pantai ini berada di Kecamatan Lamboya, dari Waikabubak, ibu kota Sumba Barat, bisa ditempuh tak sampai satu jam dengan mobil. Perjalanan menuju pantai ini pun bisa menjadi cerita tersendiri. Panorama hijau, kerbau yang mandi di kubangan, sawah menguning, silih berganti bagaikan pemandangan dalam kartu pos edisi pariwisata.
Dari sawah dan pohon rindang seperti mahoni, berganti menjadi nyiur melambai. Rapat dan berdiri tegak. Itu pertanda di depan sana sudah pantai. Terdapat jalan setapak beraspal untuk menyusuri pantai.
Tetapi lebih asyik jika berjalan di pasir bertelanjang kaki. Teruskan penelusuran sampai menemui sebuah karang unik di laut. Agak ke tepi laut, karang besar dengan lubang di tengahnya menjadi ciri khas pantai Kerewe’e.
Selintas mengingatkan saya pada Karang Bolong di daerah Banten. Tetapi ini versi miniaturnya. Nah, area laut antara karang dan pasir menjadi lokasi yang pas untuk berenang. Selain, airnya yang cenderung tenang, berenang di bawah bayangan karang, membuat siang yang panas pun jadi teduh.
Kelar berenang, lepas dahaga dengan minum air kelapa. Di pantai ini terdapat warung yang menjual kepala muda. Tetapi, lebih seru menikmatinya langsung di tepi pantai. Apalagi harganya hanya Rp 2.000 per butir.
Kebetulan, saya bertemu dua orang bocah yang baru saja memetik kelapa. Mereka pun dengan sigap membuka kelapa. Tak lupa, dari sisa batok kelapa dibuatkan sendok untuk mengeruk daging kelapa.
Segarnya bukan main, meminum air kelapa yang baru saja dipetik. Sementara di depan sana, ombak terus mendatangi bibir pantai dan mengeluarkan dawai deburan. Ah, tepat sekali menutup hari di pantai Kerewe’e.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar