PADANG, PADANG, HALUAN — Diduga depresi, seorang pria, Jonaidi (36) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam gudang belakang rumahnya, di Jalan Malintang, RT 03 RW 02, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Jumat (30/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Informasi yang dihimpun Haluan menyebutkan, pemuda yang masih lajang itu diketahui bunuh diri oleh ibu kandungnya sendiri, Asna (50), sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu Asna ingin mengambil barang yang tersimpan di dalam gudang.
Kemudian saat tiba di pintu gudang dan dibuka, Asna spontan terkejut melihat anaknya telah tergantung dengan seuntas tali nilon. Ia kemudian berteriak minta tolong kepada masyarakat sekitar.
Mendengar teriakan itu, salah seorang keluarga dekatnya, Epi Yarma (47) gudang tersebut. Setiba di lokasi itu, Epi pun terkejut, dan langsung menurunkan jasad korban dari gantungan.
Menurut informasi di lokasi kejadian, korban diduga mengalami depresi. Sebab, sejak mengikuti pengajian lima tahun terakhir sikap korban langsung berubah. Bahkan korban sering terlihat berbicara sendirian. Namun ketika ditanya di mana ia mengikuti pengajian, perempuan yang juga family korban ini, mengaku tidak tahu.
“Saya tidak tahu lokasi korban mengikuti pengajian dan apa pengajiannya saya pun juga tidak tahu,” ujar warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Kanit Reskrim Polsekta Pauh Ipda Jaswir mengatakan, pihak kepolisian tidak melakukan visum terhadap jasad korban bunuh diri itu, karena pihak keluarga keberatan. “Saat petugas mendatangi lokasi kejadian, jasad korban sudah terbujur di dalam rumah. Diduga, korban bunuh mengalami gangguan,” katanya.
Walaupun demikian, pihaknya akan meminta pihak keluarga untuk memberikan surat pernyataan bahwa korban tidak akan divisum. Selain itupolisi juga sudah memintai keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian itu. (h/nas)Diduga depresi, seorang pria, Jonaidi (36) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam gudang belakang rumahnya, di Jalan Malintang, RT 03 RW 02, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Jumat (30/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Informasi yang dihimpun Haluan menyebutkan, pemuda yang masih lajang itu diketahui bunuh diri oleh ibu kandungnya sendiri, Asna (50), sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu Asna ingin mengambil barang yang tersimpan di dalam gudang.
Kemudian saat tiba di pintu gudang dan dibuka, Asna spontan terkejut melihat anaknya telah tergantung dengan seuntas tali nilon. Ia kemudian berteriak minta tolong kepada masyarakat sekitar.
Mendengar teriakan itu, salah seorang keluarga dekatnya, Epi Yarma (47) gudang tersebut. Setiba di lokasi itu, Epi pun terkejut, dan langsung menurunkan jasad korban dari gantungan.
Menurut informasi di lokasi kejadian, korban diduga mengalami depresi. Sebab, sejak mengikuti pengajian lima tahun terakhir sikap korban langsung berubah. Bahkan korban sering terlihat berbicara sendirian. Namun ketika ditanya di mana ia mengikuti pengajian, perempuan yang juga family korban ini, mengaku tidak tahu.
“Saya tidak tahu lokasi korban mengikuti pengajian dan apa pengajiannya saya pun juga tidak tahu,” ujar warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Kanit Reskrim Polsekta Pauh Ipda Jaswir mengatakan, pihak kepolisian tidak melakukan visum terhadap jasad korban bunuh diri itu, karena pihak keluarga keberatan. “Saat petugas mendatangi lokasi kejadian, jasad korban sudah terbujur di dalam rumah. Diduga, korban bunuh mengalami gangguan,” katanya.
Walaupun demikian, pihaknya akan meminta pihak keluarga untuk memberikan surat pernyataan bahwa korban tidak akan divisum. Selain itupolisi juga sudah memintai keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian itu. (h/nas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar