MUSIBAH DI PADANG PARIAMAN
Longsor dan petir menewaskan dua warga di Padang Pariaman. Setelah semalam terkubur tanah longsoran barulah jasad korban ditemukan. Sementara pada malam yang sama seorang anak 10 tahun tewas disambar petir.
Masyarakat Nagari Balai Baiak, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman berduka. Pasalnya tiga musibah melanda warga nagari ini pada hari yang sama, yakni Minggu (27/3). Pertama tanah longsor, kedua sambaran petir dan ketiga pohon tumbang. Akibat tiga kejadian tersebut dua warga Nagari Balai Baiak tewas.
Tanah longsor yang memakan satu korban terjadi di Jorong Padang Gantiang, Nagari Balai Baiak, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman. Korban bernama Kasek (80). Dia ditemukan sudah tidak bernyawa di bawah timbunan tanah longsoran.
Korban sudah dimakamkan oleh keluarga, di pemakaman keluarga yang tak jauh dari tempat kejadian, kemarin.
Salah seorang kemenakan korban Kenek (30), menceritakan, kejadian bermula pada pukul 17.00 WIB, Minggu (27/5), saat korban berjalan menuju sawahnya di pinggir tebing untuk membuka aliran air irigasi menuju sawahnya. Namun naas, tiba-tiba tebing yang berada dekat dengan korban longsor dan langsung menimpa Kasek.
Wali Jorong Padang Gantiang, Rustam saat kejadian kebetulan berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Ia terkejut begitu mengetahui Kasek tertimbun longsor. Rustam pun bergegas memberitahu warga lainnya. Seketika warga pun bersama-sama memberikan bantuan.
“Saat itu wali jorong, Rustam, kebetulan melintas di tempat kejadian, dan melihat mamak saya ini tertimbun tanah, lalu pak wali jorong memberitahu warga sehingga warga pun beramai-ramai datang membantu,” ujarnya.
Tanah yang menimbun korban begitu banyak, sehingga pencarian jasad Kasek pun tak berlangsung mudah. Hingga malam hari di tengah hujan badai pun warga terus saling bahu-membahu mencari korban. Sekitar 150 orang warga terlibat dalam upaya pencarian. Setelah terus mencari dengan alat seadanya, barulah pada Senin (28/5) pukul 08.00 tubuh Kasek ditemukan. Kondisi cukup memprihatinkan. Kaki Kasek patah.
“Hampir 150 orang warga membantu mencari dan pagi harinya pukul 08.00 WIB, baru ditemukan,” katanya. Menurut Kenek, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pariaman dan Agam ikut turun ke TKP untuk memberikan bantuan. Pihak BPBD mengimbau warga untuk menjauhi lokasi kejadian, karena dikhawatirkan masih ada potensi longsor susulan.
Tersambar Petir
Sementara itu pada malam yang sama saat sebagian warga mencari korban longsor dalam kondisi hujan badai, petir menyambar salah satu rumah warga dan menewaskan seorang anak, Ija (10), di Jorong Bukit Aru, yang bertetangga dengan Jorong Padang Gantiang.
Wali Jorong Bukit Aru, Deri Suwandi, mengatakan, petir tersebut terjadi pada pukul 21.00 WIB, saat warga terfokus dengan pencarian korban longsor, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar mengarah ke salah satu rumah warga. Berikutnya diketahui petir itu ternyata menyambar satu unit rumah dan menyebabkan seorang penghuni rumah tewas. Begitu menerima informasi ada warga tewas tersambar petir, seketika para pencari jasad Kasek pun berhenti melakukan upaya evakuasi . Sebagian dari mereka beranjak ke rumah korban yang tersambar petir.
“Kami mendapat kabar ada korban akibat petir itu, setelah ada beberapa orang warga yang berteriak menyampaikannya, kami pun bergegas menuju ketempat kejadian dan menemukan korban sudah tak bernyawa dengan kondisi leher membiru,” tuturnya. Di jelaskannya, evakuasi sempat terhambat akibat cuaca yang tak mendukung, ditambah daerah Jorong Padang Gantiang belum dialiri listrik.
“Pada malam itu, warga sedikit panik, karena tak lama setelah kejadian korban longsor, dan warga yang tersambar petir, satu rumah semi permanen milik warga, Raini (45) juga tertimpa pohon durian yang berukuran cukup besar. Meski tidak memakan korban jiwa, namun sebagian rumahnya hancur,” katanya menambahkan. (h/rvo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar