Dua kelompok suku Dani dan suku Damal yang bermukim di kapung Kwamki Lama Timika Papua saling serang, Selasa (5/1). Sejak Senin (4/1) kedua suku tersebut terlibat perang yang dipicu kasus perkosaan.
Sebanyak 201 orang mengalami luka berat berupa luka akibat panah dan bacokan senjata tajam dalam bentrok antara dua pendukung calon bupati Tolikara, Papua selama 14 hingga 18 Februari 2012. Selain korban luka berat, bentrok antara massa pendukung calon dari Partai Golkar dan massapendukung dari Partai Koalisi ini mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
“Dalam konflik ini, emosi massa cukup tinggi sehingga korban dan kerusakan juga banyak,” kata Juru Bicara Kepolisian RI, Irjen Polisi Saud Usman Nasution saat ditemui di kantor Humas Mabes Polri, Senin, 20 Februari 2012.
Saud memaparkan, bentrok dua kelompok ini juga menyebabkan kerugian material karena turut menghanguskan 122 rumah, termasuk rumah jenis honai. Jumlah gedung yang terbakar ini juga termasuk kantor DPD Partai Demokrat, kantor DPD Partai Golkar, Kantor Distrik dan Kantor Statistik Tolikara.
Kondisi saat ini, menurut Saud, sudah dapat dikendalikan walau masih ada kekhawatiran bentrok bakal pecah lagi. Aparat keamanan juga masih mencoba melakukan mediasi antara dua kelompok ini. Masyarakat juga diminta untuk tidak terprovokasi atas konflik dua kelompok ini agar kondusif dapat tetap dipertahankan.
“Saat ini kita masih mencoba membatasi, menyekat, dan meredam situasi terlebih dahulu,” katanya.
Saud menyatakan, Kepolisian Resor Tolikora dan Polda Papua saat ini sedang melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian. Selain itu, identitas pelaku juga dapat terungkap melalui keterangan dan informasi dari sejumlah saksi yang diperiksa.
Bentrok berawal pada 14 Februari 2012, dua kelompok masa pendukung ini mulai berkonflik. Mereka adalah massa pendukung dari calon bupati pasangan calon John Tabo dan Edi Suyanto dari Partai Golkar dengan massa pendukung pasangan calon Usman Wanimbo dan Amos dari Partai Koalisi.
Bentrok ini dipicu penolakan pasangan John-Edi dari Partai Golkar terhadap hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Tolikara mengenai panitia pemilihan yang dilantik pada 4 Januari lalu. Pasangan ini lebih setuju dan bersikeras meminta pemberlakuan kembali panitia pemilihan yang dilantik 21 Mei 2010.
"Pasangan John-Edi menilai pantia pemilihan baru ini terlalu pro terhadap Partai Koalisi yang mengusung calon Usman-Amos," kata Saud. Sedangkan, di sisi lain, calon bupati pasangan Usman-Amos tidak setuju kepada panitia pemilihan yang dilantik tahun 2010, karena dinilai terlalu mendukung dan berpihak pada Partai Golkar. Pelaksanaan Pemilu Bupati ini sendiri hingga saat ini belum dapat ditentukan waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar