Jakarta Menurut pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, saat ini sudah terbentuk sentimen yang negatif dari publik terhadap Partai berlambang Mercy tersebut. Terutama saat partai ini diketahui tak bisa memenuhi janji kampanyenya.
"Saya kira dalam posisi genting. Pertama, karena secara nasional tingkat persepsi positif publik tentang Demokrat cukup siginifikan, terutama adanya temuan penurunan tingkat persepsi terhadap partai tersebut. Juga adanya beberapa faktor di antaranya dipengaruhi ketidaksesuaian antara janji kampanye Demokrat pada tahun 2009 lalu dengan perilaku partai. Misalnya janji yang mengedepankan politik bersih, adanya komitmen pemberantasan korupsi," ujar Arya saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/6/2012).
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya sejumlah kader Demokrat yang terseret kasus korupsi. Mulai dari M Nazaruddin dan Angelina Sondakh. Munculnya kasus Hambalang dan Wisma Atlet yang juga menyeret sejumlah nama petinggi partai, seperti Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng juga semakin membuat runyam.
"Hal ini yang juga menyebabkan publik kembali memberikan evaluasi terhadap Demokrat," tambah Arya.
Lalu alasan yang kedua, kinerja pemerintahan dinilai menurun. Publik sudah menilai pemerintah tidak bisa melayani masyarakat dengan baik. "Yang pada akhirnya menjadi dasar dilakukannya evaluasi tersebut," jelas Arya.
Sebelumnya, dalam seminggu terakhir sudah terjadi dua kali pertemuan antar kader Partai Demokrat. Pertama, Selasa (12/6) dilaksanakan pertemuan antara Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan jajaran pengurus DPP PD dan ketua 33 DPD PD se-Indonesia di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kemudian keesokan harinya, Rabu (13/6) dilangsungkan pertemuan dengan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator PD sebagai pihak penyelenggaranya. Pertemuan tersebut sebagai upaya tindaklanjut atas situasi terkini yang tengah menimpa Partai Demokrat.
"Saya kira dalam posisi genting. Pertama, karena secara nasional tingkat persepsi positif publik tentang Demokrat cukup siginifikan, terutama adanya temuan penurunan tingkat persepsi terhadap partai tersebut. Juga adanya beberapa faktor di antaranya dipengaruhi ketidaksesuaian antara janji kampanye Demokrat pada tahun 2009 lalu dengan perilaku partai. Misalnya janji yang mengedepankan politik bersih, adanya komitmen pemberantasan korupsi," ujar Arya saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/6/2012).
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya sejumlah kader Demokrat yang terseret kasus korupsi. Mulai dari M Nazaruddin dan Angelina Sondakh. Munculnya kasus Hambalang dan Wisma Atlet yang juga menyeret sejumlah nama petinggi partai, seperti Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng juga semakin membuat runyam.
"Hal ini yang juga menyebabkan publik kembali memberikan evaluasi terhadap Demokrat," tambah Arya.
Lalu alasan yang kedua, kinerja pemerintahan dinilai menurun. Publik sudah menilai pemerintah tidak bisa melayani masyarakat dengan baik. "Yang pada akhirnya menjadi dasar dilakukannya evaluasi tersebut," jelas Arya.
Sebelumnya, dalam seminggu terakhir sudah terjadi dua kali pertemuan antar kader Partai Demokrat. Pertama, Selasa (12/6) dilaksanakan pertemuan antara Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan jajaran pengurus DPP PD dan ketua 33 DPD PD se-Indonesia di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kemudian keesokan harinya, Rabu (13/6) dilangsungkan pertemuan dengan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator PD sebagai pihak penyelenggaranya. Pertemuan tersebut sebagai upaya tindaklanjut atas situasi terkini yang tengah menimpa Partai Demokrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar