Pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) saat latihan militer di kawasan Idlib, SuriaRusia mengecam pernyataan Amerika Serikat yang tidak mengutuk ledakan pada 18 Juli dan menewaskan pejabat keamanan. Dengan begitu, Rusia menilai Washington berarti membenarkan teror.
"Itu sikap cukup mengerikan. Saya bahkan tidak dapat menemukan kata untuk menjelaskan perasaan kami," kata Menteri Luar Negeri, Rusia, Sergei Lavrov.
AS menjadi negara yang mendukung oposisi bersenjata melawan Pemerintah Suriah. "Itu secara langsung membenarkan terorisme. Bagaimana itu dapat dipahami?" kata Lavrov.
Lavrov mengaku bingung atas seruan Rusia untuk menjelaskan sikapnya terhadap Suriah. Rusia menyatakan, kebijakan Moskow sangat jelas dan tindakan Baratlah yang bertentangan.
Ia juga mengecam Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Susan Rice. Susan sebelumnya menegaskan serangan Damaskus tersebut berarti Dewan Keamanan PBB harus menyetujui resolusi hukuman terhadap Suriah pada pekan lalu, yang kemudian diveto Rusia.
"Dengan kata lain, dalam bahasa polos Rusia, itu berarti 'kami (Amerika Serikat) akan terus mendukung tindakan teroris seperti itu selama Dewan Keamanan tidak melakukan yang kami inginkan'," sindir Lavrov.
Tapi, Jurbir Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland membalas serangan Lavrov. Ia mengatakan, "Kami sangat jelas mengutuk kekerasan dalam segala bentuk di Suriah."
"Siapa memikul tanggung jawab untuk kekerasan di Suriah? Siapa yang menggunakan pesawat sayap tetap terhadap rakyat mereka, helikopter, senata berat, pesawat tempur? Itu adalah pemerintah Assad."
"Seperti yang kami katakan, sayangnya tidak mengherankan bahwa orang mencoba membela diri sekarang," katanya.
Rusia berulang kali menolak tuduhan Moskow mendukung pemerintah Presiden Bashar Assad dalam kemelut itu. Suriah menyatakan menerapkan pendekatan khusus sambil menegur Barat atas keberpihakannya pada pemberontak.
AS menjadi negara yang mendukung oposisi bersenjata melawan Pemerintah Suriah. "Itu secara langsung membenarkan terorisme. Bagaimana itu dapat dipahami?" kata Lavrov.
Lavrov mengaku bingung atas seruan Rusia untuk menjelaskan sikapnya terhadap Suriah. Rusia menyatakan, kebijakan Moskow sangat jelas dan tindakan Baratlah yang bertentangan.
Ia juga mengecam Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Susan Rice. Susan sebelumnya menegaskan serangan Damaskus tersebut berarti Dewan Keamanan PBB harus menyetujui resolusi hukuman terhadap Suriah pada pekan lalu, yang kemudian diveto Rusia.
"Dengan kata lain, dalam bahasa polos Rusia, itu berarti 'kami (Amerika Serikat) akan terus mendukung tindakan teroris seperti itu selama Dewan Keamanan tidak melakukan yang kami inginkan'," sindir Lavrov.
Tapi, Jurbir Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland membalas serangan Lavrov. Ia mengatakan, "Kami sangat jelas mengutuk kekerasan dalam segala bentuk di Suriah."
"Siapa memikul tanggung jawab untuk kekerasan di Suriah? Siapa yang menggunakan pesawat sayap tetap terhadap rakyat mereka, helikopter, senata berat, pesawat tempur? Itu adalah pemerintah Assad."
"Seperti yang kami katakan, sayangnya tidak mengherankan bahwa orang mencoba membela diri sekarang," katanya.
Rusia berulang kali menolak tuduhan Moskow mendukung pemerintah Presiden Bashar Assad dalam kemelut itu. Suriah menyatakan menerapkan pendekatan khusus sambil menegur Barat atas keberpihakannya pada pemberontak.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dalam kunjungannya ke Bosnia and Herzegovina pada tahap akhir lawatan sepekannya ke Balkan, mendesak negara besar dunia melakukan tindakan guna menghentikan kerusuhan di Suriah. Ban memberi penghormatan di pusat peringatan di Srebrenica, tempat delapan ribu anak-anak dan pria Muslim Bosnia tewas selama perang saudara pada 1990-an.
republika
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar