Shutterstock
Merokok tak hanya merusak kesehatan diri tapi juga oranglain
Ternyata Indonesia tidak hanya negara juara korupsi di dunia tapi juga juara untuk urusan merokok! Betapa tidak?
Penelitian Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 menunjukkan, bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang melaksanakan GATS yakni di 16 negara berpenghasilan rendah dan menengah, Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi, yaitu 67,0 persen pada laki-laki dan 2,7 persen pada wanita.
GATS juga menemukan bahwa 60,9 persen pria pria, 2,7 persen wanita dan rata-rata 31,5 persen atau 54,3 juta orang dewasa saat ini merokok kretek. Survei juga menemukan bahwa 1,5 persen pria, 2,3 persen wanita dan 1,7 persen atau 2,9 juta orang dewasa saat ini mengkonsumsi tembakau tanpa asap. Sekitar 50 persen perokok saat ini berencana atau sedang memikirkan untuk berhenti merokok.
Hasil survai menunjukkan untuk membeli 20 batang rokok dibutuhkan sekitar Rp. 12.719,-. Sebanyak 40 persen orang dewasa melihat informasi anti merokok di televisi atau radio; dan 50 persen melihat iklan pemasaran rokok di toko yang menjual rokok. Sekitar 80 persen melihat iklan dan promosi (di luar toko) dan sponsor rokok di acara olahraga.
GATS merupakan survey nasional dengan menerapkan protokol standar antar negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, survei nasional dengan sampel yang mewakili Indonesia dilakukan untuk memonitor konsumsi tembakau pada penduduk usia 15 tahun atau lebih dan pencapaian upaya pengendaliannya.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi menyatakan Kementerian Kesehatan bertekad melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya penggunaan tembakau, serta terus menegaskan pentingnya kesadaran indvidu dan kolektif akan efek jangka panjang dari penggunaan tembakau yang bukan hanya pada kesehatan tapi juga pada lingkungan sekitar dan ekonomi.
"Data GATS ini akan membantu Indonesia dalam menyusun rencana pengendalian konsumsi tembakau ke depan, dengan tujuan utama untuk melindungi kesehatan masyarakat terutama generasi muda dari bahaya bahan adiktif yang ada pada rokok dan melaksanakan secara konsisten WHO MPOWER yang sudah terbukti efektif," tutur Menkes di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (11/9/2012).
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar