Jakarta - Dua pengikut aliran yang diduga sesat diamankan polisi. Para pengikut lainnya masih diburu. Mereka dianggap menyebabkan bentrokan yang menyebabkan tiga orang tewas dan 9 orang luka-luka di Bireuen, Aceh.
Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono menyatakan, pihaknya berkomitmen menuntaskan masalah tersebut. Saat ini, dua orang diamankan agar tidak memicu bentrok susulan.
"Kami juga masih mengejar para pengikut lainnya yang tersebar di beberapa titik," kata Yuri kepada detikcom di lokasi kejadian, Desa Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang, Bireuen, Sabtu (17/11/2012).
Yuri menambahkan, sebelumnya, Tengku Aiyub Syahkuban (47), pemimpin aliran tersebut sudah pernah dibawa ke Majelis Permusyawaratan Umat (MPU). Ia diminta tidak menyebarkan ajarannya, tapi hingga kini lelaki yang akhirnya jadi korban tewas dalam bentrokan itu dilaporkan masih beraktivitas seperti biasanya.
"Dia (Aiyub) masih berkeliling dan beraktivitas bersama pengikutnya," jelasnya.
Informasi yang diterima kepolisian, lanjut Yuri, Aiyub mengaku mendapatkan wahyu melalui mimpi. Dalam mimpi itu, ia diminta menyebarkan ajaran yang berbeda dengan agama formal. Mulai dari salat Jumat tidak wajib bagi muslim laki-laki hingga ibadah di tempat tanpa penerangan.
"Ia pernah belajar ke Meulaboh, kemudian kembali ke sini untuk menyebarkan ajaran tersebut," kata dia.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 22.30 WIB, Jumat (16/11/2012). Ratusan orang mendatangi rumah Aiyub di Desa Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang, Bireuen. Saat warga sampai di lokasi, rumah Aiyub dalam kondisi mati lampu.
Dalam keadaan gelap, warga tiba-tiba diserang sekelompok orang. Warga pun lari kocar-kacir.
Namun tidak sampai satu jam kemudian, warga datang lagi dengan jumlah lebih banyak kemudian menyerang. Tiga tewas dan 9 terluka dalam kejadian itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar