Joe Taslim tak pernah mengira dirinya dapat menembus pasar film Hollywood. Itu semua berkat satu adegan laganya bertarung dengan Yayan Ruhian di film The Raid. Film yang dibintangi Iko Uwais itu sempat menarik perhatian penonton Amerika dan Eropa.
Joe kini dilirik oleh sutradara Justin Lin untuk bergabung di proyek film paling dinanti di 2013, Fast and Furious 6. Film laga yang sekuel sebelumnya selalu laris itu, Fast and Furious 6 pun menjadi ajang pertaruhan Joe Taslim sebagai aktor laga.
Joe memang besar di dunia beladiri. Dia pernah menjadi juara judo di Pekan Olahraga Nasional dan Sea Games. Terjun ke dunia film laga adalah hal yang tak pernah dibayangkannya. "Separuh hidup saya sebenarnya jadi atlet," ujarnya.
Kini, dia kian gembira berkecimpung di dunia film. Dia bahkan tak mau hanya berhenti di adegan laga, tapi mau jadi aktor untuk segala peran. "Bisa drama, komedi, action, horor. Asal jangan film porno," ujar lelaki 31 tahun itu berseloroh.
Audisi menegangkan
Joe mendapat tawaran casting, setelah pihak rumah produksi Fast and Furious 6 melihat penampilannya pada sebuah acara festival film. Sutradara mencari satu karakter yang beda, dan ternyata Joe menjadi pilihan. "Di situ sutradara merasa ada yang cocok," ujar Joe.
Tapi tak serta merta Joe bisa bergabung di proyek film Fast and Furious 6 itu. Ada syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, ia mengirim dialog dalam bahasa Inggris, dan menguji apakah karakter peran yang diberikan cocok atau tidak. Dirinya juga harus mengirim sejumlah adegan laga. "Saya minta tolong untuk syuting adegan laga itu, lalu kirim ke mereka," dia menambahkan. Joe pun lolos.
Pengalaman audisi untuk film Fast and Furious 6 adalah pengalaman menegangkan bagi Joe. Ia harus bersaing dengan para calon aktor lain di sana. Namun, pengalamannya main di film The Raid membuatnya percaya diri. "Kalau waktu di The Raid itu saya ngaco, nggak mungkin lah saya lolos di sini," ujarnya.
Fast and Furious 6 adalah film yang paling ditunggu para penggemarnya. Sejak sekuel pertama diluncurkan hingga kelima, film itu kental dengan adegan laga menegangkan. Dalam seri keenam itu, Joe berperan sebagai sosok Jah. Dia menjadi antagonis, musuh bagi para bintang utama film tersebut, Vin Diesel, Paul Walker, dan Dwayne Johnson.
Bermain di tengah para bintang film laga dunia, adalah tantangan bagi Joe. Ia ingin membuktikan mampu berakting maksimal dengan peran yang disuguhkan. Apalagi, dia satu-satunya aktor Indonesia di film itu. "Kalau saya aktingnya jelek yang diingat orang, nama Indonesia," ujarnya.
Di film itu Joe berperan sebagai penjahat kelas berat. Dia diburu oleh polisi. Film itu sendiri padat dengan adegan laga yang gila. Satu adegan paling berkesan adalah saat dia dikeroyok polisi. Joe tampil penuh energi. Dia mengumbar tendangan dan pukulan. Saling sikut dan banting, serta berdarah-darah.
Joe hanya berfikir pukulannya tak membahayakan lawan main. Untung pengalamannya di The Raid, di mana adegan laga sangat intens, sangat membantunya. "Satu hari saja selesai di-take," ujarnya menjelaskan suksesnya adegan itu dilalui.
Dia beruntung ditempa dua belas tahun oleh disiplin bela diri judo. Proses produksi film juga membutuhkan disiplin yang sama. "Judo membantu saya untuk disiplin, latihan, konsisten, dan nggak setengah-setengah," ujarnya.
Meski begitu, Joe tak bisa mengumbar aneka teknik pukulan atau jurus sekenanya. Adegan tarung di film laga adalah gerakan yang ditata rapi. Semacam tarian yang dirancang oleh para koreografer. "Koreo sudah ada. Saya murni ke sana sebagai pemain," ujarnya.
Sesekali dia memberikan usul dengan gaya bertarungnya sendiri. Itu pun katanya jika diterima. "Paling memberi ide, boleh nggak bagian ini saya begini," ujarnya.
Menembus dunia
Berperan di Fast and Furious 6 ini membuatnya para penggemarnya mendorong dia agar terus melaju menembus industri film dunia. Tapi Joe paham, untuk menjadi artis internasional, dirinya harus membuktikan di sejumlah film Hollywood lagi. "Saya masih banyak kurangnya," ujar Joe merendah.
Dia kini ditangani oleh agen artis ternama di Amerika Serikat. Agen yang sama memayungi sejumlah artis seperti Samuel L Jackson, Beyonce, Eminem. "Itu salah satu dari tiga agen terbesar Amerika. Tapi itu kan juga nggak menentukan," ujarnya.
Tawaran lain memang datang. Tahun ini ada film laga lain yang akan memakai Joe sebagai salah satu pemain. Judulnya, The Night Come to Us. Berbeda dengan di film Fast and Furious 6, Joe yang memerankan sosok penjahat. Di film besutan Gareth Evans nanti Joe akan menjadi seorang jagoan. "Jadi pembunuh bayaran," ujarnya.
Katanya, film itu tak akan jauh beda dengan sejumlah aksi laganya di The Raid. Masih ada adegan perkelahian dan pertumpahan darah.
Meski nanti Joe akan mendapat banyak tawaran main film di Hollywood, dia belum mau meninggalkan Indonesia. "Saya betah di sini," ujarnya. Baginya ini persoalan teknis. Meskipun banyak aktor atau artis baru yang menembus pasar dunia, dan memilih menetap di Amerika. "Itu masalah jarak saja," ujarnya.
Untuk bertemu dan berhubungan dengan rumah produksi yang akan mengontraknya, Joe tak pusing. Ia memakai teknologi untuk melancarkan urusan kariernya. "Ada Skype. Saya tinggal kirim rekaman acting," ujarnya. Dengan begitu, dia bisa tetap di Indonesia, dan terbang ke mana saja untuk ikut proses produksi film yang mengontraknya.
Ada keinginan Joe yang jadi impiannya dalam soal akting dan juga bermain film. Dia sangat ingin bermain di bawah arahan sutradara besar idolanya, seperti Steven Spielberg dan Christoper Nolan. "Numpang lewat juga nggak apa-apa," ujarnya tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar