Briptu Rani Indahyuni Nugrahaeni, polisi wanita Polres Mojokerto Jawa Timur, dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang setelah hampir tiga bulan tidak masuk kantor. Namun pihak keluarga mengatakan, Briptu Rani bukannya sengaja mangkir dari dinas. Rani yang foto-foto tak senonohnya beredar di dunia maya itu disebut mengalami depresi karena dilecehkan oleh sang atasan.
“Kaki Briptu Rani digelitik dengan kaki oknum atasannya. Lalu saat pengukuran baju dinas Polres, oknum atasan itu langsung mengukur Briptu Rani layaknya tukang jahit, sambil memegang-megang dia,” kata Ibunda Briptu Rani, Raya Boru Situmeang, kepada VIVAnews di kediamannya di Ujung Berung, Bandung, Jumat 24 Mei 2013.
Raya mengatakan, Briptu Rani menceritakan pelecehan yang ia alami itu pada dirinya sekitar tiga bulan yang lalu. Pihak keluarga pun tak terima dengan perlakuan yang diterima Rani. “Saya tidak habis pikir kenapa oknum atasannya sampai sebegitunya. Kalau memang suka sama Rani, nikahi saja, jangan dipermainkan,” kata nenek Rani, Dermawan Nasution, yang langsung datang dari Medan begitu melihat pemberitaan seputar cucunya mencuat di media.
“Saya sedih melihat Rani. Yang dialami cucu saya itu kelewatan. Dia bukan penjahat,” ujar Dermawan. Keluarga Rani sendiri sudah melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual ini ke Mabes Polri sepekan yang lalu. Keluarga berharap ada keadilan untuk Rani.
Ibunda Rani mengatakan, saat ini putrinya berada di rumah pamannya di Jakarta, dengan kondisi sangat buruk. “Dia takut bertemu orang lain selain keluarganya. Dia takut karena ada tekanan dari tempatnya bertugas,” kata Raya.
Selain dipegang-pegang oleh atasannya, ujar Raya, Rani juga diperintah oknum atasannya untuk menemani karaoke tamu-tamu sang atasan hingga larut malam dengan mengenakan baju bebas, bukan seragam polisi. “Masak tugas polwan menemani tamu pimpinan malam-malam?” kata Raya.
Tak bawa kabur uang
Raya juga membantah tudingan bahwa Rani membawa kabur uang kantor senilai ratusan juga rupiah. “Tidak ada uang yang dia bawa kabur. Rani juga tidak diculik. Dia sedang depresi berat, dan dalam masa penyembuhan di Jakarta,” kata dia.
Sebelumnya, Polres Mojokerjo sendiri telah mengatakan bahwa Rani sama sekali tak membawa uang operasional kantor ketika menghilang. “Briptu Rani masuk DPO bukan karena membawa uang kantor, tapi murni karena pelanggaran disiplin tidak masuk kantor selama tiga bulan,” kata Kasubag Humas Polres Mojokerto, AKP Lilik Achiril Ekawati.
Propam Polda Jawa Timur telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi dengan Briptu Rani. “Tim ini akan menguak jati diri polisi wanita itu, termasuk rekam jejaknya selama menjadi anggota polisi di Polres Mojokerto,” kata Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Pol Suhartoyo.
Tim itu juga akan menyelidiki dugaan pelecehan seksual yang menimpa Briptu Rani. “Kami masih mencari keterangan dari saksi-saksi beserta bukti-buktinya,” ujar Suhartoyo.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar