Mata uang negara berkembang di Asia anjlok sepanjang perdagangan Selasa 20 Agustus 2013. Rupe India jatuh ke level terendah, sedangkan rupiah anjlok ke level terlemah sejak 4 tahun lalu.
Kantor berita Reuters melaporkan, anjloknya rupe dan rupiah tak lepas dari larinya uang asing dari pasar modal, menyusul rencana pemotongan stimulus oleh Federal Reserve AS.
Ringgit Malaysia juga turun ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan baht Thailand menyentuh level terendah 13 bulan.
"Ada banyak kemiripan dengan krisis sebelumnya, seperti 1997-1998. Kita telah memiliki dua negara yang merosot, India dan Indonesia, dan sekarang Anda harus mulai berpikir tentang negara-negara ketiga dan keempat," kata Pradeep Mohinani, analis kredit dari Nomura yang berbasis di Hong Kong.
Rupee anjlok 1,6 persen menjadi 64,13 per dolar AS dan yield obligasi negara menyentuh level tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sedangkan nilai tukar rupiah turun 2,0 persen di level 10.700 per dolar AS, level terendah sejak 30 April 2009, sebagai akibat anjloknya indeks harga saham hingga 5 persen.
Baht Thailand juga melemah 1,1 persen menjadi 31,72 per dolar AS, terlemah sejak 26 Juli 2012. Ini juga karena menyusutnya perekonomian pada kuartal kedua secara tak terduga.
Ringgit Malaysia melemah 0,4 persen menjadi 3,3005 terhadap dolar, level terlemah sejak Juni 2010. Ini akibat anjloknya indeks bursa saham hingga 2 persen dan naiknya imbal hasil obligasi. Para pedagang yakin dalam jangka pendek ringgit bisa bertahan di atas 3,3000 setelah bank sentral Malaysia terus mengintervensi.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar