rigjen (purn) Totok Sudharto begitu prihatin atas kejadian yang menimpa anaknya Anggara Putra Trisula (versi ibu umur Anggara 20 tahun, versi polisi 21 tahun-red) yang menabrak guru, murid, dan staf di SMA Hang Tuah 2 Gedangan.
Menurut Totok, anaknya sebetulnya sudah beberapa kali datang ke sekolah tempah kekasihnya menempuh pendidikan itu.
Hari saat kejadian (Kamis 31/10/2013), Anggara bermaksud mengantarkan oleh-oleh yang dibawanya dari Pemalang untuk sang pujaan hati, Natasha.
Anggara sengaja mengantarkan ke sekolah karena dibanding ke rumah Natasya, jarak ke sekolah lebih dekat.
"Kami sekeluarga dari Pemalang sebelumnya. Ngantar ke sekolah itu juga karena Angga (panggilan akrab Anggara-red) mikirnya kalau ngantar ke rumahnya kejauhan, makanya diantar ke sekolah," tambah ibunda Anggara yang mendampingi suaminya.
Kemudian saat sampai di sekolah dan memarkir mobilnya, beberapa siswa mempersilahkan Anggara parkir di situ karena sudah mengenalnya. Namun, ada beberapa siswa lainnya ternyata melarang.
Selanjutnya siswa yang mengizinkan ribut dengan siswa yang melarang parkir. Anggara pun kemudian keluar dari mobi
"Udah-udah gara-gara saya kesini kalian jadi pada ribut," kata Totok Sudharto menirukan ucapan anaknya saat dicegat detikcom usai menjenguk Anggara Anggara di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jumat (8/11/2013).
Kemudian siswa yang melarang Anggara parkir dengan galak mendatangi mobil Angga dan mengetok-ngetok kaca mobilnya. "Terus ditunjuk-tunjuk itu si Angganya. Sambil bilang, 'Saya tunggu kamu di Merr jam 3'," ungkap Totok.
Natasha pun keluar dari kelas. Saat detikcom mengkonfirmasi benarkah Natasha saat kejadian ikut melawan dengan benda yang diduga pulpen, disangkal ibunda Anggara.
"Natasha saat itu bawa botol air mineral. Mungkin dia habis minum. Nah tutup botolnya itu terbuka. Jadi dia airnya keluar saat dia menuding siswa tersebut dengan botol air. Dikiranya sengaja menyemprotkan air ke siswa laki-laki itu yang akhirnya membuat semakin emosi. Padahal kalau lihat bekasnya, dia tidak sengaja. Airnya pun membasahi seragam bagian bawah siswa tersebut," paparnya.
Rupanya, siswa yang menantang Anggara ini sebelumnya pernah bertemu dengan Natasha dan Anggara ini di kolam renang di kawasan Delta Sari. Saat bertemu di kolam renang, siswa tersebut memelototi Anggara. Dari situlah kemudian diduga muncul dendam.
"Angga itu tidak tahu kalau anak yang bertemu dengannya di kolam renang itu adalah anak Hang Tuah," terang ibunda Anggara.
Kata Ibundanya, Anggara sempat tertantang saat ia diajak bertemu oleh siswa tersebut. Karena situasi mulai panas, satpam sekolah pun turun tangan. Ia kemudian menyuruh Anggara untuk masuk mobil.
"Karena anak laki-laki ditantang begitu, Angga balas mengiyakan, 'Ya sudah gitu!'. Kemudian satpam bilang Udah-udah mas, masuk aja ke mobil," timpal Totok.
Situasi yang tidak menguntungkan semacam itu, ungkap Ibunda Anggara kemudian menimbulkan kepanikan pada anaknya.
"Situasi itu tidak aman untuk anak saya. Korban sendiri yang luka itu tahu kalau mobil anak saya sudah digebrak-gebrak dikelilingi oleh siswa-siswa itu," kata sang ibunda.
Bahkan, kata ibunda, ada siswa yang membawa bongkahan paving saat mengerumuni mobil putranya itu. Anggara yang panik kemudian berusaha melajukan mobilnya. "Bringas mereka," tandas ibunda Anggara.
"Satpam menyilahkan, dia kencang. Makanya kencang itu karena dia panik mobilnya dikeroyok," sahut Totok.
Kemudian, saat mobil Anggara melaju kencang dan tidak bisa terkejar oleh gerombolan siswa, Natasha yang dianggap menyebabkan kejadian itu dikeroyok oleh beberapa siswa.
Sementara itu, pengacara SMA Hang Tuah 2, Gufron menurut keterangan security yang ada di lokasi, mengatakan saat kejadian Anggara dan siswa tersebut tidak terlibat apa-apa.
"Menurut pengakuan security, jarak antara A dan Anggara jauh. Jadi A tidak melakukan kontak dengan Anggara," terang Gufron.
Kasus tabrak massal yang melukai 4 orang, yakni guru, siswa dan staf TU di SMA Hang Tuah 2 itu kini tengah diproses hukum di Polres Sidoarjo. Anggara yang menabrak dengan Honda Jazz sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Namun baru sehari mendekam di ruang tahanan, Anggara dibawa ke RS Bhayangkara karena mengeluh sakit kembung dan susah tidur. Kasus ini juga berkembang karena Anggara balik melaporkan 'A' siswa SMA Hang Tuah 2 dengan tuduhan pengeroyokan dan perusakan mobil.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar