Almarhum Kaisar Siregar (paling kanan).
Keluarga Kaisar Siregar tak pernah menyangka putra genius mereka berpulang secepat ini. Jenazah salah satu lulusan terbaik Informatika ITB angkatan 2006 itu tiba di Tanah Air, Jumat 13 Desember 2013, setelah diterbangkan dari Belanda --tempat dia menimba ilmu di pascasarjana Delft University of Technology (TU Delft).
Di sela kesedihan dan isak tangis ayah, ibu, dan adik Kaisar, pamannya bercerita soal kekagetan keluarga atas kematian Kaisar yang begitu mendadak. “Dari hasil visum rumah sakit setempat, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya. Semasa hidup, dia tidak punya daftar riwayat sakit,” ujar Hariman Siregar, paman Kaisar.
Berdasarkan keterangan yang didapat keluarga, Kaisar meninggal Senin 9 Desember 2013 di apartemennya di kota Delft, Belanda, setelah salah mengonsumsi minuman. “Minuman itu membuat tubuhnya kaget,” kata Hariman. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut soal minuman jenis apa yang membuat nyawa Kaisar melayang.
Kematian Kaisar diumumkan di situs Delft International Student Society. “Kaisar Siregar meninggal dunia. Ia mahasiswa di TU Delft dan seorang teman bagi semua pelajar internasional. Dia murid yang cemerlang yang datang ke sini dengan beasiswa Lexas. Dia menyukai pesta dan membuat orang-orang di sekelilingnya bahagia dengan senyum lebarnya. Kami mengirim ucapan belasungkawa kami untuk keluarga dan kawan-kawannya di Belanda maupun Indonesia. Semoga almarhum beristirahat dalam damai,” demikian tulisan yang terpampang di situs organisasi pelajar internasional TU Delft.
Kaisar Siregar pernah mengharumkan Indonesia dengan menjuarai Imagine Cup tingkat internasional di Polandia pada 2010 bersama timnya, Ganesh. Itu merupakan kompetisi inovasi perangkat lunak yang digelar Microsoft. Karya mereka dinamakan Mosaic, yakni aplikasi untuk memerangi wabah flu dengan memberikan informasi yang tepat.
Aplikasi Mosaic, seperti dikutip dari itb.ac.id, mendorong orang untuk berbagi informasi mengenai flu. Informasi berupa wabah flu, data rumah sakit, dokter, sampai layanan kesehatan di seluruh dunia, dapat diakses lewat aplikasi ini.
Dosen Informatika ITB, Rinaldi Munir, lewat blognya bercerita mengenai Kaisar. Prestasi Kaisar yang menonjol membuat Rinaldi menjadikannya sebagai asisten dosen. Saking pintarnya, selama dua tahun berturut-turut Kaisar diminta menjadi asisten tiga mata kuliah sekaligus, yaitu Matematika Diskrit, Strategi Algoritmik, dan Kriptografi.
Rinaldi pula yang memberikan surat rekomendasi kepada Kaisar ketika melamar beasiswa di TU Delft. Tak heran ia sangat kaget mendengar kabar Kaisar meninggal.
“Saya tak kuasa menahan kesedihan. Allah memanggilnya begitu cepat dalam usia yang masih muda. Selamat jalan Kaisar. Semoga Allah menempatkanmu di tempat terbaik,” ujar Rinaldi. (art)
Laporan: Robin Fredy, ANTV
Laporan: Robin Fredy, ANTV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar